Kamis, 30 Oktober 2008




Overview

User Rating:

2.3/10 3,404 votes

Bottom 100: #89 (register to vote)

Director:

Ian Iqbal Rashid

Writer:

Annmarie Morais (written by)

Release Date:

25 January 2008 (USA) more

Genre:

Drama more

Tagline:

Set your dreams in motion.

Plot:

Following her sister's death from drug addiction, a high school student is forced to leave her private school to return to her old, crime-filled neighborhood where she re-kindles an unlikely passion for the competitive world of step dancing. | full synopsis

Plot Keywords:

African American | Stepping | Step Dancing | Loss Of Sister | Teen

more

Awards:

1 nomination more

NewsDesk:

Movie Reviews: 'How She Move'

(From Studio Briefing. 25 January 2008)

User Comments:

Stepping Is Music, So Why the Music? more

HOW SHE MOVE

HOW SHE MOVE



Men gw barusan nonton pilem keren banget judulnya : how she move. Duh keren banget ni film, beda dari film2 musikal dan berbau dance yang bernah gw liat sebelumnya kaya high school musical (rada banci gituh, trus ada bring it on (yang ini kerena dari yang yang pertama tadi, apa lagi yang seri terakhir), trus ada juga film musikal yang judulnya rent (bernuansa drama tapi banyak pesan moralnya) yang bikin beda dari film ini karena…

Lebih nge-bit aja musiknya, dan yang paling penting adalah musik dan tarian ini adalah bagian dari kultur dan budaya orang African amerikan sonoh, secara gw calon antropolog dan akhir2 ini gw lagi terobsesi dengan gejala diaspora atau persebaran dan migrasi suatu suku bangsa dari daerah asal mereka. Nah gw pikir untuk ukuran black people yang ada di amerika sana mereka tidak terlalu lama bermigrasi atau dimigasrikan (korban jual beli budak orang eropah sialan) dari tanah leluhur mereka di benua afrika, yah kurang lebih sama lah rentang waktunya dengan orang-orang tionghoa di indonesia. Tapi untuk ukuran yang seperti itu kenapa atribut asli yang menyertai mereka dari tanah leluhur seperti pakaian, agama dan bahasa (yang paling mudah diliat kayanya) ga keliatan lagi di kehidupa orang2 afrika-amerika. Dimanapun orang tionghoa berada dan berapa lamapun mereka terpisah dari tanah leluhur didataran cina tetap banyak atribut asli yang masih bertahan.

Eeh kok tulisan gw melenceng jadi terlalu ilmiah getuh (maklum lah gw kan emamng cerdas hehehe)balik lagi ke film. Yah lagi2 karena kecintaan terhadap ilmu ini juga yang membuat gw sedikit meihat film ini dari kacamata antropologis, kayanya sisa2 jiwa suku pedalaman afrika yang masih di fase hunter and gather (bahkan belom pastoral) masih dapat dilihat sisa2nya kecintaan orang kuliat hitam pada musik RnB dan tarian jalanan, secara psikologis mungkin juga tarian dan musik ini merupakan mentuk peluapan emosi diri mereka. Trus si bintang utama Ray diceritakan tinggal disebuah pemukiman warga kulit hitam Amerika, asik juga melihat bagaimana komunitas ini berinteraksi, dan sekilas kita kebanyakan melihat bahwa kehidupan orang kulit hitam dekat dengan kekerasan dan stereotipe terhadap mereka kebanyakan negatif. MMhhhh kalo lw liat sejarahnya mereka adalah orang-orang kuat nan tangguh, karena mereka harus tetap survive sebagai budak yang diculik dan dibawa secara paksa dari tanah leluhur mereka di di benua afrika, silakan liat lebih dalam di : http://en.wikipedia.org/wiki/Atlantic_slave_trade.

tapi emang keren banget ni film bikin gw terharu juga karena dia berhasil survive dengan teman2 sepergaulan seperti itu, dan setiap orang punya pilihan masing2 Ray memilih untuk tidak mengikuti jejak kakak perempuannya yang mati karena OD. Musik nya keren banget bikin lw semangat, 8 dari 10 bintang buat film ini.

Rabu, 29 Oktober 2008

DEBAT SUBSTANTIVIS DAN FORMALIS DALAM PERKEMBANGAN AWAL ANTROPOLOGI EKONOMI

DEBAT SUBSTANTIVIS DAN FORMALIS DALAM PERKEMBANGAN AWAL ANTROPOLOGI EKONOMI


  1. kontroversi antara disiplin ilmu dengan ilmu sosial
  2. debat formalis dan substantivis
  3. perkembangan antropologi ekonomi setelah era debat

Buku-buku text kuliah sekarang cenderung memberi kesan kalau antropologi adalah ilmu yang cenderung stag dan tidak berkembang, padahal antropologi adalah ilmu yang selalu berkembang dan selalu berubah.

Polanyi membedakan ekonomi menjadi formal dan substansial, formal dalam arti ini formal berarti ekonomi seperti yang diterangkan oleh ilmu ekonomi yang dikenal sebagai proses maksimalisasi dan berorientasi kepada profit. Sedangkan substansial berarti upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup ditengah lingkungan alam dan lingkungan sosialnya. Dalam arti substantif setiap masyarakat modern, tradisional, atau primitif pasti memiliki ekonomi. Polanyi sendiri adalah salah satu tokoh substantif yang berpendapat bahwa, ekonomi substantif lah yang berlaku universal hal ini didukung oleh pemikiran bahwa didalam masyarakat manapun sistem ekonomi atau kegiatan perekonomian akan berkembang sesuai dengan nilai-nilai budaya setempat. Ditambahkan juga oleh Dalton yang juga beraliran sama dengan Polanyi bahwa teori ekonomi modern tidak dapat dipakai untuk mempelajari masyarakat primitif atau tradisional karena, metode teori ekonomi berkembang dan dimentuk oleh ciri utama inggris diabad ke 19 yaitu industrialisasi pasar dan organisasi pasar. Ciri lain dari mekanisme pasar yaitu adanya sifat ketergantungan : semua kehidupan materi diambil dari menjual sesuatu dengan mekanisme pasar.

Menurut saya perbedaan ini akan sangat berdampak pada perkembangan antropologi ekonomi kedepan karena perkembangan ilmu ini kedepan akan berpijak pada kedua pendapat ini.

Setelah masa perdebatan yang mereda dengan sendirinya (sekitar pertengahan tahun 70 an) perkembangan antropologi ekonomi sebagai satu disiplin yang mulai mantap bertambah komlpleks. Khasanah keilmuan antropologi ekonomi bertambah dengan adanya dua aliran baru, yang pertama adalah Ekonomi baru yang mendapat pengaruh dari gagasan-gagasan Marx dan yang kedua adalah Ekonomi personalisme. Dengan begitu debat substantivis dan formalis tidak menjadi sia-sia karena kedua pemikiran ini masih dapat dilihat sebagai sesuatu yang saling melengkapi (walaupun sudah mengalami perombakan) di dalam aliran Ekonomi baru dan Ekonomi personalisme.

Untuk melihat lebih jelasnya bagaimana pemikiran Formalis dan Substantivis masih tampak dan saling mempengaruhi pada masa era setelah debat dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Paradigma

Pendukung Teori Ekonomi Pasar

Penolak Teori Ekonomi Pasar

Antropologi Ekonomi klasik

Formalisme

Substantivisme

Antropologi Ekonomi baru

Kultural Matrelial

Struktural Marxsis neo-Marxis

Ekonomi Personalisme

Ekonomi Politik

Eokomi Moral

Ekonomi personal

Pos-Modernisme

Pengadopsian gagasan Marx[1] sebagai suatu pendekatan dalam Ekonomi baru terpecah menjadi tiga golongan yaitu Kultural matralial, Struktural Marxsis, dan Neo-Marxsis. Gagasan Marx yang dipakai dalan Antropologi Ekonomi baru[2] karena adanya kesamaan yaitu keduanya mempelajari sistem ekonomi masyarakat.

Dari pemikir antropologi ekonomi baru kelompok struktural marxsis dan neo marxis (dua2nya Marxsis kan ...)jalur pemikirannya sejalan dengan Substantivis, karena ada kesamaan gagasan antara substantivis dengan Marxisme, bahwa sistem ekonomi adalah gejala yang melekat pada institusi sosial dan teori-teori ilmu ekonomi tidak dapat diterapkan secara universal. Bagi kaum Marxis pemikiran teori-teori ekonomi modern dibangun atas realita dan logika masyarakat kapitalis dan sementara itu tidak semua masyarakat didunia ini adalah kapitalis. Dalam Pengantar Antropologi Ekonomi Marxsisme Antropologi Ekonomi baru ini dianggap sebagai Substativisme ”baru” dan yang membedakannya dari substantivisme murni (yang cenderung mempelajari proses distribusi) adalah mereka lebih tertarik pada proses produksi yang mereka yakini sebagai pondasi dari sistem sosial.

Kultural matreaalisme yang dikemukakan oleh Harris lebih menempatkandirinya dikubu Formalis berpendapat bahwa kaum substantivis tidak salah menyatakan ketidak universalan Teori Ekonomi Modern, tapi mereka juga mengingkari keuniversalan Teori Logika Ekonomisasi yaitu bahwa manusia dimanapun diatas dunia selalu bergerak atas pemikiran untukg dan rugi! Jadi pendapat kultural matralisme disini ada benarnya juga, mana ada manusia (bahkan yang paling primitif sekalipun) yang tidak mendasarkan aktivitas ekonominya pada untung dan rugi.

Kemudian diluar ekonomi baru muncul paradigma Ekonomi Personalisasi yang tidak menggunakan gagasan Marx sebagai analisa, mempelajari kondisi keadaan masyarakat Peasant atau pedesaan yang miskin dan menderita. Dalam sudut pandang paadigma Ekonomi personalisasi sistem sosial ditampilkan sebagai sistem yang dioperasikan oleh manusia. Pemikiran Ekonomi personalisme yang dikemukakan oleh Popkin melihat bahwa kehidipan petani pedesaan atau Peasant digambarkan sebagai masyarakat yang harmoni kehidupannya stabil dan desa dilihat sebagai institusi sosial yang berkepentingan untuk menjaga kepentingan hidup warganya. Pemberontakan yang dilakukan oleh kaum peasant dilihat sebagai akibat dari terancamnya harmoni kehidupan mereka oleh ekonomi kapitalistik dari kota. Tapi buku ini kemudian mendapat kritikan dari Scott yang berpendapat bahwa kehidupan dipedesaan bukanlah sesuatu yang harmonis, dan bentuk hubungan harmonis yang dikemukakan oleh Popkin menurut Scott adalah hubungan Patron Klien yang berisifat Eksploitatif. Apabila terjadi pemberontakan itu disebabkan oleh karena mereka ingin mendapat tempat di Ekonomi baru dan kembali kalau hal ini juga berarti pendukungan terhadap pendapat Harris (tentang manusia yang harusnya selalu mempartimbangkan untung dan rugi dalam kehidupan mereka)

REFERENSI

  1. Economics and cultures, Richard R. Wilk
  2. Pengantar antropologi ekonomi, Syafri Syairn et.all
  3. Hand Out mata kuliah Antropologi Ekonomi, DR. Nursyirwan Effendi


[1] Yang berawal di Prancis dan kemudian melebar ke Eropa, AS, dan Amerika Latin.

[2] Umumnya adalah doktrin determinasi infra struktur, konsep mode produksi dan konsep eksploitasi

Penyusunan Kembali Sejarah PDRI di Kototinggi Sebagai Pedoman Sejarah Dan Pemberdayaan Potensi Wisata Sejarah di Kototinggi

PELAKSANAAN KKN-PPM

MAHASISWA UNIVERSITAS ANDALAS

DI NAGARI KOTOTINGGI

KECAMATAN GUNUANG OMEH

KABUPATEN LIMOPULUAH KOTA

Penyusunan Kembali Sejarah PDRI di Kototinggi

Sebagai Pedoman Sejarah

Dan Pemberdayaan Potensi Wisata Sejarah di Kototinggi

Kerjasasama

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

D e n g a n

PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN LIMAPULUH KOTA

2 0 0 8

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul / Tema : Penyusunan Kembali Sejarah PDRI di Kototinggi

Sebagai Pedoman Sejarah

dan Pemberdayaan Potensi Wisata Sejarah di Kototinggi

2. Waktu KKN : 14 Juli sampai 30 Agustus 2008

3. Lokasi KKN :

a. Kenagarian : Kototinggi

b. Kecamatan : Gunung Omeh

c. Kabupaten : Limapuluh Kota

4. Pelaksana KKN :

  1. Nama : Arih Mulyawan Bangun No.KKN Fakultas Pertanian
  2. Nama : Deri Supriadi No.KKN Fakultas Exs hukum
  3. Nama : Evawati No.KKN Fakultas Sastra
  4. Nama : Franko Jhoner No.KKN Fakultas Exs Hukum
  5. Nama : Ichwan Sahputra No.KKN Fakultas Exs Hukum
  6. Nama : Irmayanti No.KKN Fakultas Ekonomi
  7. Nama : Ira Mariani No.KKN Fakultas Sastra
  8. Nama : Indah oktaviani No.KKN Fakultas Exs Hukum
  9. Nama : Isdayenti No.KKN Fakultas Isip
  10. Nama : Lenindo No.KKN Fakultas Teknik
  11. Nama : Marisa Astania No.KKN Fakultas Pertanian
  12. Nama : Melsa Susanti No.KKN Fakultas Peternakan
  13. Nama : Nefrizal No.KKN Fakultas Peternakan
  14. Nama : Putri Febrianti No.KKN Fakultas Sastra
  15. Nama : Prabu Nusantara No.KKN Fakultas Isip
  16. Nama : Randi Dharma No.KKN Fakultas Peternakan
  17. Nama : Widya Dwiyanti No.KKN Fakultas Hukum

……………………, ……………………2008

Mengetahui : Menyetujui/Mengesahkan :

Wali Nagari Kototinggi Dosen Pembimbing Lapangan

( …………………………………….) ( …………………………………….)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Kototinggi adalah salah satu nagari yang penting pada masa PDRI dan berbeda dengan banyak nagari atau tempat lainnya yang ditempati PDRI. Di Kototinggi dapat dilihat beberapa hal, diantaranya tempat kedudukan Gubernur Militer Sumatera Barat dan beberapa Menteri PDRI, tempat bertolaknya rombongan Mr. Syafrudin Prawiranegara menemui utusan Hatta di Koto Kaciak, Padang Japang, yang merupakan tempat berdiamnya pejabat PDRI.

Kototinggi memiliki daerah yang berbukit-bukit dan hutan yang lebat. Dari segi pertahanan dan sosial ekonomi, daerah ini bagus. Oleh karena itu, PDRI memilih Kototinggi sebagai pusat Pemerintahan Darurat Republik Indonesia dalam Agresi II tahun 1948-1949.

Setelah 1 minggu melaksanakan KKN di Kototinggi, penulis menyimpulkan bahwa masalah yang patut mendapat perhatian khusus adalah tentang sejarah PDRI. Sejarah PDRI terdiri dari berbagai versi di nagari Kototinggi. Ada banyak versi mengenai sejarah PDRI di Kototinggi. Untuk itu, perlu ditarik sebuah benang merah tentang sejarah PDRI di Kototinggi.

Melalui kegiatan ini, penulis sangat berharap masyarakat Kototinggi memiliki satu persepsi tentang sejarah PDRI di Kototinggi, sehingga tidak lagi terdapat versi-versi berbeda tentang sejarah PDRI di Kototinggi. Hal ini dapat berlanjut dengan dijadikannya Kototinggi sebagai salah satu tempat wisata sejarah, yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mengangkat taraf ekonomi masyarakat Kototinggi. Untuk itu, perlu peran aktif dari segenap masyarakat Kototinggi.

1.2 Perumusan Masalah

Kototinggi memiliki latar belakang sejarah dan potensi wisata yang bagus. Namun, masyarakat seperti belum sepenuhnya menyadari akan hal ini. Disamping itu, adanya pelbagai versi tentang sejarah PDRI di Kototinggi menciptakan kerancuan yang berdampak buruk pada perkembangan Kototinggi sebagai lokasi wisata sejarah.

1.3 Pemecahan Masalah

Metode yang digunakan sebagai upaya untuk mendapatkan satu versi sejarah PDRI di Kototinggi yaitu ”Metode Sejarah”. Metode ini dimulai dengan pengumpulan data (Heuristik), lalu dilanjutkan dengan pembandingan data yang didapat dengan kondisi di lapangan (Kritik), selanjutnya mengidentifikasi data-data yang didapat data heuristik dan kritik (Interpretasi), dan yang terakhir yakni penulisan (Historiografi).

Hasil penulisan dapat dijadikan acuan untuk menyatukan beberapa versi yang berbeda tentang sejarah PDRI di Kototinggi. Penulis sadar, untuk menyatukan beberapa versi yang telah dipercaya turun temurun tidaklah mudah. Untuk itu, diperlukan waktu yang cukup lama. Penulis memperkirakan tahap sosialisasi ini memerlukan waktu lebih kurang satu tahun.

Selanjutnya, dapat dimulai tahap edukasi masyarakat tentang potensi wisata nagari. Hal ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan potensi wisata nagari yang dapat mengangkat taraf ekonomi masyarakat.

Tahap selanjutnya, nagari dapat mempromosikan dirinya sebagai salah satu tempat wisata sejarah terpenting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Hal ini mungkin terlalu jauh, namun dengan peran serta segenap masyarakat dalam memajukan pariwisata nagari, penulis yakin hal ini dapat tercapai.

1.4 Tujuan Program

Tujuan diadakannya program Penyusunan Kembali Sejarah P D R I adalah:

1. Mengetahui sejarah PDRI yang valid, dan menyatukan beberapa versi yang berbeda tentang sejarah PDRI.

2. Membangun pariwisata sejarah di Kototinggi dan meningkatkan taraf ekonomi mastarakat Kototinggi.

1.5 Manfaat Program

1. Kerancuan tentang sejarah PDRI dapat ditekan atau bahkan dihilangkan.

2. Masyarakat Kototinggi menyadari latar belakang sejarah PDRI di nagari mereka.

3. Masyarakat Kototinggi dapat memanfaatkan dan mengelola potensi wisata sejarah di nagari mereka dengan baik.

1.1 Waktu dan Tempat

Tempat : Nagari Kototinggi

Peserta : Mahasiswa KKN dan masyarakat Kototinggi

Waktu : 14 Juli sampai dengan 30 Agustus 2008

Kegiatan : Penyusunan Kembali Sejarah PDRI di Kototinggi

BAB II

MATERI DAN METODE PELAKSANAAN

2.1. Materi Program

Materi program yang dibutuhkan untuk terlaksananya program ini antara lain yaitu:

a.) Narasumber, baik merupakan saksi ataupun pelaku sejarah.

b.) Buku-buku mengenai sejarah PDRI

c.) Data-data jumlah veteran yang masih hidup di Kototinggi.

d.) Masyarakat Kototinggi.

e.) Perangkat nagari Kototinggi.

f.) Studi pustaka.

2.2. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan yang digunakan dalam pelakasanaan program ini yaitu metode sejarah. Tahap-tahap yang dilakukan dalam metode ini antara lain:

1. Heuristik (Pengumpulan Data-data)

2. Kritik

3. Interpretasi

4. Historiografi atau Penulisan

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

AWAL TERJADINYA PDRI

Sejarah semula pihak Belanda berusaha hendak menghancurkan Republik Indonesia, karena hampir 350 tahun lamanya menjajah (1596-1942), dengan segala Kebesaran dan Kemegahan, membuat Belanda sangat terkenal dalam Gelanggang Internasional, walaupun Negeri Belanda hanya satu kerajaan kecil di dataran eropa barat. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, betul-betul membingungkan Belanda dan segala daya upaya dijalankan Belanda untuk mendapatkan kembali tanah jajahannya itu yang lebih dari 60 kali luasnya dari negara Belanda. [1]

Walaupun Sumatera terpisah dengan lautan dari Jawa, Pemerintahan berjalan di Jawa dan di Sumatera seirama dengan jalan Revolusi Indonesia; tekad “Sekali Merdeka, Tetap Merdeka” dikobarkan terus menerus. Di ibukota Sumatera Bukittinggi berada Komisariat Pemerintahan Pusat (KOMPEMPUS) di bawah Mr. T. M. Hasan dengan dibantu oleh Komisaris-komisaris Negara, bagian Keuangan Mr. Lukman Hakim, bagian Urusan Keamanan Dalam Negeri merangkap Residen Sumatera Barat Mr. S. M Rasjid.[2]

Pemboman serentak oleh Belanda atas Yogya dan Bukittinggi pada hari Minggu pagi tanggal 19 Desember 1948, betul-betul tidak diduga sama sekali yang berakibat terjadinya kepanikan.[3] Pemimpin-pemimpin Pemerintah tidak hilang kepala; segera setelah pemboman agak reda, diadakan rapat bersama antara Mr. T.M Hasan, Mr. Syafrudin dan Gubernur Sumatera Tengah Mr. M. Nasroen pada kira-kira jam 9 pagi di gedung Tamu Agung, tempat bekas kediaman Wakil Presiden Hatta, masing-masing beserta staf.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 dicanangkanlah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Dengan demikian bagi semua Bangsa Indonesia dimana saja berada karena perlawanan yang tidak seimbang sehingga Pusat Pemerintah Republik Indonesia terdesak, Setelah membaca surat kuasa Presiden Republik Indonesia tanggal 19 Desember 1948 untuk keselamatan Pemerintah dan Negara Republik Indonesia perlu mendapatkan tempat yang lebih aman seperti di Sumatera, mengingat pulau jawa waktu itu sudah 2/3 bagian dikuasai oleh Militer Belanda dapat ditambahkan bahwa pemimpin-pemimpin Republik pada waktu itu sebagian telah berada di Sumatera tengah persisnya di Bukit Tinggi.

Perlu diketahui bahwa Surat Kuasa tersebut ditanda tangani oleh Drs.Muhammad Hatta dan Haji Agus Salim karena pada waktu itu Presiden Republik Indonesia Presiden Sukarno tanggal 19 Desember 1948 telah ditangkap oleh tentara Belanda. Segera setelah menerima telepon bahwa Presiden Sukarno sudah ditangkap oleh tentara Belanda Wakil Presiden langsung mengadakan sidang kabinet khusus (rapat kilat) yang menghasilkan Surat Kuasa yang berbunyi sebagai berikut:

“KAMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMBERITAHUKAN BAHWA PADA HARI MINGGU TANGGAL 19 DESEMBER 1948 JAM 6 PAGI BELANDA TELAH MEMULAI SERANGANNYA ATAS IBU KOTA JOKYAKARTA JIKA DALAM KEADAAN PEMERINTAHAN TIDAK DAPAT MENJALANKAN KEWAJIBAN LAGI, KAMI MENGUASAKAN KEPADA Mr.SYAFRUDDIN PRAWIRANEGARA, MENTERI KEMAKMURAN, UNTUK MEMBENTUK PEMERINTAHAN DARURAT REPUBLIK INDONESIA DI SUMATERA”.

Jokyakarta 19 Desember 1948

WAKIL PRESIDEN MENTERI LUAR NEGRI

MOH. HATTA AGUS SALIM

Selanjutnya yang untuk Dr. Sudarsono berbunyi :

PRO. Dr. SUDARSONO- PALLAR- Mr. MARAMIS NEW DELDI :

“KAMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMBERITAHUKAN BAHWA, PADA HARI MINGGU TANGGAL 19-12-1948 JAM 6 PAGI BELANDA TELAH MEMULAI SERANGANNYA ATAS IBUKOTA JOKYAKARTA, JIKA ICHTIAR Mr. SYAFRUDDIN PRAWIRA NEGARA UNTUK MEMBENTUK PEMERINTAHAN DARURAT DI SUMATERA TIDAK BERHASIL, KEPADA SAUDARA-SAUDARA DIKUASAKAN UNTUK MEMBENTUK EXILE GOVERNMENT (PEMERINTAHAN PELARIAN) REPUBLIK INDONESIA DI INDIA. HARAP DALAM HAL INI BERHUBUNGAN DENGAN SYAFRUDDIN PRAWIRANEGARA DI SUMATERA, JIKA HUBUNGA TIDAK MUNGKIN HARAP DIAMBIL TINDAKAN SEPERLUNYA”.

Jokyakarta, 19 Desember 1948

WAKIL PRESIDEN MENTERI LUAR NEGRI

MOH. HATTA AGUS SALIM

Dalam Pemerintahan Darurat Republik Indonesia di Sumatera, Mr.Syafruddin Prawiranegara telah membuat langkah-langkah rapat, sidang-sidang khusus, program-program dan telah dikeluarkan susunan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia yang personalianya tercantum sebagai berikut :

  1. Mr.SYAFRUDDIN PRAWIRANEGARA : ketuaPDRI/merangkap:

Menteri Pertahanan

Menteri Penerangan

Menteri Luar Negri

  1. Mr. TK.MOHD.HASSAN : Wakil Ketua PDRI/

Menteri Dalam Negri

Menteri PPK

Menteri agama

3. Mr. ST .MOHD.RASYID :Menteri Keamanan/merangkap :

Menteri Sosial

Menteri Pembangunan dan pemuda.

  1. Mr. LUKMAN HAKIM :Menteri Keuangan

Menteri kehakiman

  1. Ir. M.SITOMPUL :Menteri Pekerjaan Umum

Menteri kemakmuran

  1. Ir. INDRACAYA :Menteri Perhubungan

Menteri kemakmuran

  1. M. DANUBROTO :Sebagai Sekretaris PDRI
  2. a. M .SANTOSO TARTOPROJO

b. I .J. KASINO

c. K. H. MASYKUR KOMISARIAT DI JAWA

d. SUPENO

e. R. A. SUROSO

9. JENDERAL SUDIRMAN :Panglima Besar Angkatan Perang.

  1. KOLONEL A. H. NASUTION :Panglima Teritorial jawa
  2. KOLONEL HIDAYAT :Panglima Sumatera
  3. KOLONEL NASIR :Pimpinan Angkatan Laut
  4. KOLONEL H. SUJONO :Pimpinan angkatan Udara
  5. KOMISARIS BESAR UMAR SAID :Pimpinan Kepolisian Negara

15. T. DAUD BUREUEH :Gubernur Militer Aceh, Langkat dan Tanah Karo

16. Dr. F. L. TOBING :Gubernur Militer Daerah-daerah Sumatera Timur dan Tapanuli

17. MR. MQHD.RASYID :Gubernur Militer Sumatera Barat

18. Dr. A.K. Gani :Gubernur Militer Sumatera Selatan dan Jambi

19. Mr. S. M. AMIN :Komisaris Pemerintahan Sumatera Utara

20. Mr. M. Nasrun :Komisaris Pemerintahan Sumatera Tengah

21. Drs. M. ISA :Komisaris Pemerintahan Sumatera Selatan

22. Mr. MARAMIS :Menteri Keuangan (yang berada di New Delhi).

Nama-nama tersebut diatas diumumkan melalui Radio PDRI di Kototinggi Kalaban, Buo, sumpur kudus dan Bidar Alam. Seluruh Mentri-Mentri yang ditunjuk tersebut, waktu itu berada dan bertempat tinggal di Kototinggi dan sekitarnya, yang kemudian mengadakan gerakan-gerakan mobil sendiri-sendiri dengan istilah di tempat sbb:

· Mr. Syafruddin Prawiranegara & keluarga :tinggal di kampung muaro (rumah Nusnar), di Pua data (rumah Daraa), dan di baruah gunuang.

· Mr. Tk. Mohd. Rasyid & keluarga :tinggal di kampung melayu (rumah Nurma) dan di Pua Data.

· Mr. St. Mohd. Rasyid & keluarga :tinggal dikampung pitopang (rumah Hajjah kimah)

· Ir. M. Sitompul :tinggal di sei.sirih (rumah ni’Ah), selain dari menjabat dari beberapa mentri juga sebagai direktur S.MP Perjuangan Kototinggi.

· R.M.Danubroto :tinggal dikampung pitopang berdekatan dengan Mr. Mohd Rasyid.

· Ir. Indra Cahaya dan Lukman Hakim :tinggal di puar data (rumah kamisah).

Pembentukan PDRI, Halaban 22 Desember 1948

Kehadiran Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatera diketahui Belanda pada bulan Februari 1949.[4] Hubungan komunikasi antara PDRI, APRI, dan Perwakilan Republik Indonesia di New Delhi dan PBB berjalan dengan lancar. Tanggal 21 Desember 1948, ibu kota Bukitting mulai di tinggalkan Seluruh anggota pemerintahan barangkat menuju Halaban 19 KM di selatan Kota Payakumbuh. Disana telah bersedia tempat bermalaman di Perkebunan Teh Halaban. Malamnya pukuk 21.15, sirene dibunyikan sebagai tanda bumi hangus dilaksanakan. Api menjulang tinggi di udara. Hujan turun seakan-akan meratapi ibu kota perjuangan yang sedang terbakar.[5]

Rombongan Syafrudin Prawiranegara meninggalkan Bukittingi. Iringan puluhan mobil dan jib bergerak ke jurusan kota Payakumbuh terus menuju perkebunan teh Halaban, di selata Payakumbuh. Rombongan Syafrudin Prawiranegara meninggalkan Bukittinggi. Romboangan Residen Sutan Moh. Rasyid menyusul datan di Halaban. Residen baru datang dari Pariaman mengawasi dua buah kapal yang membongkar barang-barang keperluan rakyat Sumatera Barat . Selesai pembentukan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Halaban rombongan Mohd Rasyid dan beberapa Menterinya berangkat menuju Koto Tinggi, 54 km di utara Kota Payakumbuh terletak di daerah ketinggian yang menjadi tempat kedudukan Gubernur Militer Sumatera Barat dan beberapa orang anggota PDRI.

BUKTI-BUKTI YANG DAPAT DIKENANG OLEH MASYARAKAT KOTO TINGGI

Bukti sejarah yang dapat dikenang oleh Masyarakat Koto Tinggi dan sekitarnya sampai saat ini antara lain sebagai berikut :

  1. Rombongan Militer yang Pertama :

Kolonel Syarief Usman dengan Pasukannya pada tanggal 20/21 Desember 1948 datang di Koto Tinggi dan disambut oleh Masyarakat dengan kegembiraan yang meluap-luap .Pada hari itu (selasa) Pesawat Radio yang yang dibawanya yang pernah storing dapat dapat lagi menangkap Siaran Ulangan Mandat Presiden tentang pembentukan PDRI,entah dari studio mana.Masyarakat bersorak-sorak dan beramai-ramai membawa nasi bungkus sehingga malam itu juga pemimpin-pemimpin yang berdatangan ke Koto Tinggidi daulat oleh rakyat atau masyarakat untuk dapat diberikan penerangan-penerangan dan terjadilah Rapat Umum pada malam itu juga yang dihadiri oleh ribuan penduduk.

Kejadian bersejarah itu berkantor di Wali nagari, yang mulai pada saat itu berfungsi siang malam sebagai markas penghubung antara pemerinta, tamu-tamu,lasykar-lasykar,tawanan-tawanan,BPNK,pasukan teras dan pembagian jatah natural, serta menerima sumbangan-sumbangan masyarakat dari sekeliling Koto Tinggi seperi dari kecamatn Gunung Mas, kecamatan Suliki,kecamatan guguk dan pagadis serta Palupuah,yang saat ini gedung tersebut telah dip agar oleh Pemerintah sebagai “Gedung Perjuangan”.

  1. Tempat Tinggal:

Rakyat yag secara sukarela menyerahkan rumahnya untuk tempat bapak-bapak tinggal markas, kantor dan tempat istirahat dan mereka pergi ke gubuk-gubuk pertanian untuk bertanam apa saja yang dapat dimakan dan sampa saat ini banyak diantaranya rumah-rumahitu masih ada dan selalu jadi ingatan dari petani-petani ini karena bangga bukan oleh apa-apa.

  1. Tempat Pemandian

Seperti diketahui bahwa Koto Tinggi umumnya terletak dilereng bukit sehingga hamper setiap sudut bersumburan mata air dan dipergunakan untuk tempat mandi dan lain-lain sehingga masyarakat menamakan tempat-tempat pemandian ini dengan nama-nama bapak-bapak PDRI seperti ada pemandian Pak Hasan, pak Ganto dan Luak pak Tompul, luak pak Suyono dan lain-lain.

  1. Operasi

Pada tanggal 10 January 1949 satu pasukan Belanda sampai juga ke Kototinggi setelah melewati beberapa rintangan, dan membunuh puluhan BPNK di jalan misalnya, 11 orang di Suliki, 9 orang di Titian dalam dan Kototinggi 1 orang. Dalam perkelahian di Titian Dalam dan Kenagarian Pandam Godam (kurang lebih 5 km ke Kototinggi ) Belanda dapat dibunuh 1 orang.

Sesampainya di Puar Datar mereka tidak dapat menemui Sender RRI yang hanya lima meter saja dari tempat mereka minu-minum dan sempat membakar puluhan sedan yang ditemui disana. Waktu mereka menenayakan Sender yang ditemui disana. Waktu mereka menanyakan Sender ibu-ibu yang tinggal memperlihatkan Senter (Flash Light).

Sewaktu Belanda meninggalkan Kototinggi terdengarlah macam-macam cerita diantaranya bermacam-macam kisah persembunyian Bapak-bapak dan yang unik –unik diantaranya bahwa beberapa orang kapak-kapak kita tidak lari jauh, seperti Bapak Rasyid sempat menyaksikan Pasukan Belada dari tempat persembunyiannya dirumpun pisang dekat pasar Kototinggi.

  1. Tugu PDRI

Pada upacara 17 Agustus 1949, yaitu ulang tahun ke IV Kemerdekaan Republik Indonesia sempat diadakan perayaan yang sifatnya Nasional yang memegang tampak pemerintahan Republik Indonesia saat itu sebagai kepala pemerintahan dibawah PDRI. Pada waktu itu diresmikan Tugu Perjuangan PDRI yang berlokai dekat pasar Kototinggi yang bertulis a. l. “LANJUTKAN PERJUANGAN PDRI 1949)

  1. Pembentukan Kecamatan Gunung Mas yang lansung di bawah Gubernur Militer:

Untuk kelancaran roda pemerintahan ditemukan pemerintahan ditempat yang pening ini,gubernur heliter mendirikan sebuah kecamatan gunung mas yang statusnya sehari-hari langsung ber jadi camaturukatsan dengan gubenur .Untuk itu pemuka koto tinggi H.A.Aziz yang kepala nagari langsung diangkat jadi camat Militer Gunuang Mas yang berkedudukan di Kototinggi.

Pada saat itu beberapa orang-orang pemuda Kototinggi resmi diangkat jadi pegawai pemerintahan diantaranya 3 orang jadi camat.

  1. Rumah Sakit lakung

Di bawah Dr. Hitam (meninggal tahun1980 di negri Belanda) atau Rumah Sakit Darurat ini telah merawat pejuang-pejuang yang terluka begitu juga melayani kesehatan dari bapak-bapak dan masyarakat. Saat ini telah dipindahkan kedekat pasar Koto Tinggi.

  1. Lalu Lintas Ekonomi :`

Jalan yang paling ramai pada waktu itu adalah Koto Tinggi dengan Bonjol dan Palupuah serta Riau, disamping hubungan dan juga hubungan ekonomi,baik beras, lauk pauk,garam,minyak goreng,minyak bakar,kertas,DLL.disamping itu lalu lintas masih bungkus dan katura lainnya sangat banyak, darimana-mana sumbangan wajib datang, dari talang Anau, Suliki, Limbanang, baruh Gunung, Pagadis, Siamang Lunyi, mahat, sue. Naning, koto yangah, dll

  1. Sesudah pemulihan:

Banyak lagi kesan-kesan lain yang berbekas,tapi yang perlu ingin dicantumkan adalah kenangan sesudah PDRI turun dari Koto Tinggi menyerahkan mandat kembali kepada presiden Soekarno antara lain:

    1. Upacara peringatan perjuangan yang pernah diadakan di Koto Tinggi seperti

-Anjang sana kepala-kepala daerah sesumatera barat 1968

-ulang tahun PDRI ke 20 tahun 1969, yangdihadiri oleh tingkat pusat.

-start gerk jalan perjuangan tahun 1975 dari Koto Tinggi ke Padang ke Padang.

- Setiap tanggal 19 Semptember sepanjang tahun umumnya masyarakat setempat selalu mengadakan peringatan walaupun sifatanya hanya kecil-kecilan.

    1. Hadiah Taman Bacaan

Waktu peresmian taman bacaan di Kototinggi, Menteri Maladi yang menyerahkan menyatakan bahwa proyek ini adalah hadiah untuk mengenan PDRI.

    1. PPN
    2. Ulang Tahun RRI :

Setiap Ulang Tahun RRI, dalam cerdas tangkas sering ditanyakan 3 buah kota yang pernah jadi ibu kota RI dan jawaban yang betul adalah Jakarta , Yogyakarta, dan Kototinggi, yang akhir-akhir ini jarang lagi kedenganran tapi bagi rakyat Kototinggi

    1. Pemugaran Gedung Perjuangan

Pada tahun 1979 yang lalu gedung Kantor Kepala Nagari lama yang sangat berperan pada tahun 1948/1949 telah dapat biaya dari pemerintahan untuk dipugar dengan ketententuan bentuk lama tidak boleh hilang, sehingga kesan-kesan perjuangan itu tidak semakin menjauh, dan selanjutnya diberi nama Gedung Perjuangan.

    1. Rencana Pembuatan Monument.

Rencana Monument oleh Bapak Gubernur Sumatera Barat akan dibangun dilokasi pasar sekarang, dan untuk itu akan dibuatkan pasar yang baru.

Kisah Di Bukanya Kantor PDRI Di Kototinggi

Pada tanggal 21 Desember 1948 daatnglah di koto Tinggibapak gubernur M.Rasyid,beserta rombongan dan sesudah itu menyusul rombongan dan sesudah itu menyusul rombongan bapak Syafruddin Prawira.Tapi sebelumnya jugasudah adarombongan-rombongan dari militer, misalnya Kol.syarif Usmnan, Dahlan Ibrahim dan lian-lain.

Sebelum diduduk Yogyakarta oleh Belanda dan menawan Presiden dan Wakil Presidendan Menteri-menterinya tanggal 19 Desember 1948, Presiden Republik Indonesia menguasakan kepada Mr. Syafruddin Prawiranegara sebagai menteri Kemakmuran Republik Indonesia yang sedang berada di sekitar Bukittinggi untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik.Untuk itu Mr. Syafruddin Prawiranegara dan cs dengan segala usahanya mencoba berembuk untuk merumuskan wewenang yang dilimpahkan oleh Presiden.Berhubung Belanda mengetahui tentang Nota ini, maka dari arah Padang Belanda berusaha menyerang untuk menduduki Bukittinggi.

Belanda berusaha pula memburu ke Payakumbuh,dan Halaban pun dirasa tidak aman lagi, dan pada tanggal 25 Desember 1948 yaitu hari Selasa, saat-saat Belanda menggempur Payakumbuh, rombongan Bapak-bapak Pemimpin PDRI ini semua telah berada di Kototinggi yaitu 43 KM arah utara Payakumbuh dengan memakai kendaraan ataupun berjalan kaki. Padasaat itu, masyarakat Kototinggi telah siap menampung kedatangan rombongan Bapak-bapak tersebut dan segera menyiapkan rumah-rumah, markas dan perkantoran tempat sidang, yang selanjutnya telah dapat membentuk susunan cabinet PDRI di Halaban pada tanggal 22 Desember1948.

STRATEGI PDRI KOTOTINGGI

Srategi Kototinggi dapat dijelaskan sebagai berikut :

  1. Tempatnya berbukit-bukit dan bergunung-gunung mempunyai hutan yang lebat.
  2. Mempunyai jalan tembus kesegala jurusan seperti:

* Ke Agam melalui Palupuh dan Tilatang Kamang

* Ke Pasaman melalui Bonjol dan Tapus

* Ke Payakumbuh Selatan melalui Batu Hampar dan Mahat

* Ke Riau dan Sumut hubungan cukup ramai dengan jalan rahasia Mahat.

  1. Daerah kewedanaan Suliki ini tanahnya cukup subur dan Suplay makanan cukup banyak sehingga melanjutkan perjuangan
  2. Partisipasi masyarakat sangat meyakinkan, setia, ramah, tidak ada pembelotan dan bersemangat serta militant.

Hal ini sudah teruji sewaktu Perang Paderi yang pernah ditempati oleh Imam Bonjol dan pernah juga ditempati oleh Belanda sewaktu Perang Paderi yang sampai kini masih ada bekas benteng-benteng dari mereka.

SEJARAH DIBUKANYA KANTOR PEMERINTAHAN SUMATERA BARAT/PDRI DI KOTOTINGGI

Pada tanggal 23 Desember 1948 datanglah di Kototinggi Bapak Gubernur M.Rasyid beserta rombongan dan sesudah itu menyusul rombongan Bapak Syafruddin Prawiranegara. Tapi sebelumnya juga sudah ada rombongan-rombongan militer, misalnya Kol. Syarif Usman, Dahlan Ibrahim dan lain-lain. Rumah Engku Tulis Kaa dan rumah H. Kima di Kampung Pitopang Kototinggi di jadikan kantor Gubernur Militer oleh Bapak M. Rasyid, sehingga rumah ini dengan sekejap mata saja sudah tersusun rapi dengan peralatan kantor seperti meja atau alat tulis, kursi dan lain-lain.

Sementara itu di Jorong Pasar sibuk pula dengan kegiatan-kegiatan keamanan seperti pengaturan pos-pos penjagaan, pos ronda, pengawalan, pemeriksaan perhubungan dan lain-lain, sedangkan di Jorong-jorong lain secara diam-diam dan sangat rahasia secara serempak penuh pula dengan kesibukan-kesibukan seperti di Puar Datar terjadi kegiatan penyedian rumah untuk Sender RRI, rumah untuk sidang-sidang yang sekaligus jadi tempat tinggal para Menteri Kabinet.

Begitu juga di Sungai Sirih, Air Hangat, Sungai Dadok, dan lain-lain, dan waktu itulah masyarakat Kototinggi menyadari tanggung jawab yang besar dalam perjuangan kemerdekaan sedang berada dipundaknya. Sewaktu siaran yang pertama berkumandang di PuarDatar, Masyarakat mengetahui bahwa pemerintahan darurat telah berdiri dan dari sidang-sidang yang diadakan disana serta siaran-siaran RRI selanjutnya dapatlah diikuiti susunan cabinet yang lengkap dan terakhir.

Waktu itu diketahui bahwa Bapak St. Rasyid yang berkantor di dekat pasar Kototinggi yang diketahui bahwa Bapak St. Radyid yang berkantor di dekat pasar Kototinggi , yang didampingi oleh stafal: Pak Ganto Suaro, juga Menteri Keamanan, Menteri Sosial, Pembangunan dan Menteri pemuda, dan melihat kenyataan ini yang mana Bapak-Bapak itu bukan hanya dari daerah tapi juga dari tingkat nasional maka masyarakat serta merta merelakan harta dan nyawanya serta tenaga demi untuk keselamatan perjuangan.

Pemeritahan ini berada di Kototinggi yaitu 21 Desember 1948s/d 27 Desember 1949 disaat pemulihan kemerdekaan oleh Belanda, walaupun pada bulan Juli dan Agustus Bapak-bapak telah berangsur-angsur meningalkan Kototinggi karena adanya keperluan perjuangan ditempat lain, karena disaat itu kota Yogyakarta tela kembali kepangkuan Republik Indonesia/RIS. Selama peride PDRI itu,tempat kedudukan resmi pemerintahan sudah pasti tidak disebutkan hanya diberik kode DITEMPAT demi Security.

Kadang-kadang Ketua PDRI, Bapauk Syafrudin Prawiranegara menghilang dari Kototinggi, dan beberapa saat muncul lagi kabar bahwasanya ia sudah muncul di Kudus, Bidar alam dan lain-lain, tapi yang jelas staf dan keluarganya hampir menetap dan berkantor di Kototinggi, misalnya Tengku, Mohd, Hasan sebagai wakil Ketua PDRI yang merangkap Mendagri, PKK dan agama juga Bapak R.M. Danubroto yang menjabat sebagai sekretaris cabinet, dan yang terpenting adalah Kantor Gubernur Militer Sumbar/Sumteng yang tidak pernah terpisah dari Kp.Pitopang Kototinggi, yaitu St. Mohd. Rasyid yang juga memegang 4 Kemeterian.

Jadi walaupun Bapak Syafruddin Prawiranegara selalu berkeliling (mobile) di kantor, staf dan Keluarganya serta beberapa orang menteri selalu tinggal/tetap di Kototinggi melaksanakan dan mengatur pemerintahan Republik Indonesia waktu itu diberi kode “Di Tempat”.

BAB. IV.

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari Penyelusuran data-data mengenai sejarah PDRI di Koto Tinggi bahwa daerah ini digunakan sebagai basis pertahanan. Koto Tinggi memiliki daerah yang berbukit-bukit dan hutannya yang lebat dengan demikian para Pemerintah waktu itu memilih daerah Koto Tinggi untuk daerah tempat menyingkir dan menghilang, justru karena itulah dipandang dari segi pertahanan dan social ekonomi maka PDRI mengambil tempat di Kototinggi sebagai pusat Pemerintahan Darurat Republik Indonesia dalam Agresi Belanda II tahun 1948-1949.

4.2 Saran

Dari pelaksanaan program penyelusuran sejarah P D R I di Nagari Koto Tinggi mempunyai pengalaman yang sangat menarik. Di dalam mewanwancarai narasumber penulis sedikit terkendala dengan logat bahasa yang terkadang penulis tidak mengerti.Di Nagari Koto Tinggi ini penulis telah mendapatkan pengalaman yang sangat berarti yang tidak di dapatkan di bangku perkuliahan.kan di bangku perkuliahan. Untuk itu Penulis memberikan beberapa masukan, sebagai berikut:

a.) Perlunya cagar-cagar budaya seperti monument-monumet itu dipelihara dan dirawat lebih ekstra lagi agar sejarah P D R I di Koto Tinggi.

b.) Perlunya pemerintah membuat museum-museum peninggalan pada masa P D R I yang masih dimiliki oleh masyarakat satu per satu

DAFTAR PUSTAKA

Asnan,Gusti. 2007. Memikir Ulang Regionalisme. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Frederick, William H. 2005. Pemahaman Sejarah Indonesia. Jakarta : Penerbit LP3ES

Hasan, Ismael. 2008. Perundingan – Padang Japang. Jakarta

Moedjanto.______. Indonesia Abad ke-20. Jakarta : Kanisius

_________,_______, Lahirnya Tugas dan Perjuangan PDRI 1948-1949. Koto

Tinggi

M. Rasjid.1982. Di Sekitar PDRI. Jakarta:Bulan Bintang.

Kahin, Audrey. 2005. Dari Pemberontakan ke Integarsi. Jakarta: Yayasan obor Indonesia

Salim, Islam. 1995. Terobosan PDRI Dan Peranan T N I. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Nain, Sjafnir A. 1995. Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (22Desember1948-13 Juli 1949). Padang : Esa Padang



[1] Ada pribahasa Belanda yang diajarkan di sekolah-sekolah Belanda: “INDIE VERLOREN, RAMPSPOED GEBOREN” yang artinya “Indonesia Hilang, Malapetaka Datang”.

[2] Pada tahun 1948, Sumatera di bagi atas tiga provinsi yakni Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Tengah dan Provinsi Sumatera Selatan. Teuku Moh. Hassan, mantan Gubernur Provinsi Sumatera, diangkat menjadi Ketua Komisaris Pemerintahan Pusat bedasarkan Keputusan Wakil Pemerintah Pusat bedasarkan Keputusan Wakil Presiden No. 48/ WKP tanggal 26 Oktober 1948. Dalam keadaan darurat, Komisaris Pemerintahan Pusat dapat merubah dan membuat undang-undang dan peraturan yang diperlukan. Kedudukan Komisaris disamakan dengan menteri. Supeno diangkat sebagai Komisaris Urusan Dalam Negeri dan Lukamn Hakim sebagai Komisaris Keuangan dan Residen Sumatera Barat Sutan Mohd. Rasyid sebagai Komisaris Urusan Keamamana untuk seluruh Sumatera. Bukittinggi dipersiapkan sebagai jantung perjuangan negara dan bangsa dalam mencapai cita-cita kemerdekaan.

[3]Mr. S. Rasjid. Sekita PDRI (Pemerintahan Darurat Republik Indonesia). Jakarta: Penerbit Bulan Bintang. 1982. Hal.11

[4] Drs. H. Sjafnir Aboe Nain. Pemerintahan Repulik Indonesia (22 Desember 1948-13Juli 1949). Padang: Esa Padang. 1995. Hal. 24

[5] Pada tanggal 22 Desember pukul 7.00 pagi Belanda memasuki Bukittinggi da menemui Kota dalam keadaan kosong

My Visitors

mereka yang berkunjung


View My Stats