Jumat, 30 Januari 2009

Like Minds



Like Minds


Author: gradyharp from United States
For some strange reason the very fine Australian/British film LIKE MINDS underwent a name change and hit the US market as MURDEROUS INTENT. The original title is so much more apropos of the story: the alternate title tends to make the audience pass over 'just another death film' category that prevents this excellent little film from appealing to a wide audience. Writer/Director Gregory J. Reed and his talented cast and production staff deserve better as this is a stunning psychological drama well worth seeing.

The setting is an all boys' prep school and among the students is Alex (a very fine young Eddie Redmayne) who happens to be the son of the headmaster (Patrick Malahide) and is a brilliant scholar - if somewhat of a troublemaker at the same time. Into this setting arrives a new student Nigel (an equally fine young Tom Sturridge) who is a darkly quiet, malevolent, bright lad preoccupied with history and necrophilia. The two boys are placed together as roommates, much to Alex's objections, and gradually secrets are unraveled that show how the two boys become, via gestalt, a sum of evil greater than its parts. Alex is horrified and yet fascinated with the ritual-influenced deaths that begin to occur and when Nigel himself is murdered, Alex is the blamed.

Enter the police: McKenzie (Richard Roxburgh) arrests and charges Alex with murder, but requires substantiation from a forensic psychologist Sally (the always superb Toni Collette). Sally interviews Alex, observes his behavior and manages to get inside his mind, learn about the historical data that has directed the evil from her astute questioning sessions with Alex, and begins to follow her own intuition about the case. There are twists and turns, flashbacks to incidents, investigation details, and discoveries bordering on the occult that spin this dark yarn like a helix of fear. The ending will surprise the viewer.


The script is superb, the acting is top notch, the production design is accomplished and the musical score by Carlo Giacco is simply brilliant. This is a fine art film, graced by the quality of superior acting set by Collette, and is a tense drama that will keep an audience thinking and involved to the final credits. Highly Recommended

Kamis, 29 Januari 2009

Main kerumah Nenek…

Jumat 30 januari 2009

Hihihi… rasanya judul diatas mirip sama judul PR (pekerjaan rumah yang gw maksud bo') mengarang waktu SD dulu *karangan dimulai dengan kalimat "pada suatu hari…"*. Tapi yah ga tau lagi deh ini tulisan mau dikasi judul apalagi, mang gw kangen sama kakek dan nenek dan udah harus kesana sebelum ditelponin untuk yang kesekian kalinya. Agak kelewatan juga siy gw dari sejak balik dari Jayapura awal Desember lalu gw belum jenguk nenek.

MMhhhmm dari Senin sampai Jumat hari ini kaga ada satu kegiatan yang berarti yang gw lakuin secara liburan ini bikin gw jadi mati gaya dan dilanda penyakit kebosanan yang parah banget. Sebenarnya mau pergi bareng Ori, David dan Paik ke Medan. Liburan, senang2 dan ketemu teman2 gw yang … duh sumpah gw kuaaangen banget sama mereka… sayang unfortunately

I have to stay in this fuckin' city becoz gw harus ngerjain proposal laknat ini!!!


Duuhh jealous banget gw, mereka seneng2 dan traveling and I stuck here…

Balik lagi kehari2 gw seminggu ini, gw yakin walaupun ga penting tapi penggemar2 gw pasti menanti2kan tulisan ini walaupun kaga penting sama sekali huahahaha…


Senin 26 januari

secara libur nasional Imlek gitu dan juga hujan lebat sepanjang hari jadi ga bisa kemana2, ehh boong ding sebenarnya ada tawaran dari etek buat makan mareng di Haus Tea bareng GBGS (biasalah urusan AIESEC) trus Ori juga ngajakin gw buat pergi keluar, gila banget padahal kan dia baru turun pesawat bukannya istirahat dan ngumpul dulu bareng kleuarga.


Selasa 27 januari

Hari selasanya gw ngapain yak??? Mmhhh?? Bodoh, kan gw ke kampus bareng Ori. Pagi itu dia udah nungguin gw di depan puing2 Minang Plaza, mall ala Padang hihihi… dan naik angkot yang sama dengan yang gw naiki dari rumah. Kampus sepi sih, gw ujian aja dulu (Antropologi pendidikan, lisan lho bo' bareng bu Yun lagi) huuff tapi gw berhasil dengan sukses kok dan tapat pujian-yang-ga-mirip-pujian-karena-pujiannya-sangat-berbobot *gw bilang ke bu Yun "ini pujian bu?" "iya mang ga terdengar seperti memuji ya??"* hoho.. Lega gw akhirnya ujian berakhir. Trus nyusulin Ori yang gw suruh nungguin di lab, eeeh ternyata teteman gw semua udah pada ngumpul di café, untung deh padahal ga janjian sama mereka.


Hihi… seneng deh ketemu sama mereka teteman ku *teteman bentuk jamak dari kata teman menurut tatabahasa yang baik dan benar ala Echa, Beth dan Rani hehe aku suka gadis2 ini* bisa ngerumpi ala anak2 antro dengan bahasa joke yang sangat kasar dan jorok yang banyak kata2-mutiara-yang-sangat-tidak-bisa-kami-ucapkan-di-rumah. Ngobrol bareng mereka bisa jadi obat pelepas stress yang sangat mujarab bagi gw. Mungkin Ory yang tadi berfikiran kalau anak2 padang alim2 semua karna banyakan berjilbab bisa berubah bikiran hihi… belum tau aja sih gimana kita :).


Satu2nya yang bikin mood gw rusak adalah gw harus balik pulang bareng Mayka senior gw (anak angkatan 2003) buat ngambil buku dia yang ketinggalan dirumah. Anjiiing padahal gw mau jejalan2 *satulagi gramar ala2 cewe2 gila dikelas gw, bentuk jamak dari kata jalan* sampe sore dan pulang malam dari melacur bareng si Adit huahahaha…


Yuuup pulang bareng Mayka jemput buku laknat itu. Alesan rumah gw jauh banget *dalam artian sebenarnya dan rumah gw mang jauh* ga mempan, dia ngotot mau jemput tu buku. Sepanjang jalan dengerin ocehannya otak gw yang cerdas ini segera gw set supaya mulut gw automatically ngejawab kata2 seperti Mhhm, iya, yup, oo gitu dll selama diatas motor.


Kekecawaan gw hari itu gw obati *lebih tepatnya kata obati diganti dengan lampiaskan* dengan meminjam film2 bagus di ultra malam harinya pilihan gw jatuh pada in the land of women, stop loss, the happening dan sisterhood and pants something (lupa judulnya apa) semua bagus2 ga ada penyesalan gw minjam film2 itu.


Rabu 28 januari

Ga kemana2 cuma tidur2an seharian dirumah sorenya rencananya mau bailikin film2 ini tapi nunggu motornya mama dulu, dari pada naek angkot 3500 lho ngokosnya pulang balik *dengan uang segitu bisa minjem film dua hari di Ultra Disc lhoo, Ting* karena mama lama pulangnya plus males juga mengguerakkan pantat gw yang penuh lemak ini buat jalan gw jadinya nyuruh si agil adek gw…


Kamis 29 januari

Ke pustaka propinsi, si adit yang udah gw smsin sejak pagi ga dibales (belakangan pelacur ini telpon gw waktu gw udah diangkot dalam perjalanan pulang, dasarrrr!!!). Jadinya gw bertualang sendirian minjem pemikiran etnis Tionghoa, pembantaian etnis Tionghoa di Batavia dan guess what… gw nemuin Jakarta Under cover; sex and the city diantara tumpukan buku2 baru setelah neyemplungin kepala gw dan ngubrak-ngabrik buku2 *lebay ding…* awalnya si petugas rada ragu gitu pas negliat gw minjem buku baru yang belon dientry tapi untunglah wajah gw yang imut dan tingkah polah gw yang menggemaskan dia meloloskan buku2 itu huahahaha…

Selasa, 27 Januari 2009

Otak gw terganggu ("disorder")???ADD (Attention Deficit Disorder)...

Gw jadi sedikit pusing dan mual waktu ngeti tulisan ini *sambil meletakkan tangan di jidad ala Peggy Melati dan berteraik dengab centil: Pusssyyyyyiiingg* tp beneran lhoo. Gw ga pernah bener2 menganggap kesulitan gw dalem berkonsentrasi yang gw alami selama ini sebagai suatu disorder (gangguan) walaupun sebenarnya itu cukup mengaggu.

Ok gini ceritanya beberapa hari yang lalu gw baca2 blog langganan gw, Blog ini milik seseorang yang bernama Roid *dari namanya loe bisa ga ngebanyangin orangnya kaya apa??* pokoknya bagi loe semua yang merasa dilanda stress blog ini gw rekomedasiin buat dibaca (ada linknya di menu link gw). Trus blog ini sendiri gw dapetin dari ngeklik another stupid itcy bitchy blog *tapi seru dan bikin ngakak* yang bernama orgamingorganism *dari namanya aja udah kebayang kan betapa cabulnya blog ini… huahaha*. Lha terus hubungannya dengan ADD APA BENCONG???!!! *sabar buuu, gaya Olga Saputra mengurut dada*

Singkat cerita si Roid dalam blognya pegawainegrisexy.blogspot.com nyinggung dikit tentang ADD tapi satu kata ini tiba2 menggali memori gw entah berapa tahun lalu pada sebuah artikel tentang "gangguan konsentrasi" yang pernah gw baca disuatu majalah. Hari itu gw kaga langsung googling, baru pagi ini gw ngadain riset kecil2an tentang ADD ini. Guess what apa yang gw dapet dari riset kecil ini ?? I think I'm positive ADD :(

What is A.D.D.?

"ADD Stands for Attention Deficit Disorder This is one of the only times that I will refer to ADD as Attention Deficit Disorder. Those of us that are ADD know that attention is only one part of being ADD. Plus we really don't have an attention deficit. In fact we actually have an over abundance of attention. It's just hard for us to pay attention to only one thing at a time. If that one thing is boring or meaningless to us, it is next to impossible to pay attention to it…"

Waktu ngebaca simptom nya *they perfectly describing me*, cuma perlu enam dari delapan gejala untuk memperkirakan apakah seseorang itu ADD. Guess what I have eight of them:

There are two major types of ADD at this time (this aspect of ADD keeps evolving): ADD with hyperactivity (the traditional type of ADD) and ADD without hyperactivity ("inattentive" type). Here are the DSM IV diagnostic criteria in a condensed form:

Inattention (must meet six of the following to a degree that is "maladaptive"):

  • Often fails to give close attention to details or makes mistakes in schoolwork;
  • difficulty sustaining attention in tasks;
  • seems not to listen; (Cuma ini yang gw rasa ga terlalu tepat, karena gw selalu ngerasa selalu pay attention kok when talking to someone!! Atau ada yang pernah ngerasa gw ga pay attention????)
  • fails to follow instructions or finish work;
  • unorganized;
  • difficulties with schoolwork or homework;
  • loses things like school assignments, books, tools, etc.;
  • easily distracted;
  • forgetful about daily activities.

Yah yang paling gw rasain adalah sulit berkonsentrasi, gangguan atau yang lebih tepat rangsangan sekecil apapun bisa bikin pikiran gw teralihkan, trus kalo gw lagi ngerjain sesuatu tugas kuliah misalnya bahkan kalau lagi dikelas pikiran gw gampang banget teralihnkan dengan yang lain trus gw kesulitan dalam mengerjakan itung2an bahkan kalau gw disuruh baca no hp di phone book hp, gw bisa bacanya sampe tiga kali (mingkin juga lebih) karena takut salah dan pas gw baca angka2 nya kaya nyatu dan dempet2 gitu. Yang lainnya gw ga pernah kerjakan sesuatu dengan konsisten misalnya dua minggu lalu kan lagi buanyak banget tuh tugas akhir semester, semua pada numpuk dah. Nah gw dari satu tugas loncat ngerjain tugas lainnya trus balik lagi ke tugas yang pada awalnya gw pikir udah selesai karena gw ngerasa ada aja sesutu yang kurang.

Ooooohh is there some else like me out there??ga mungkin cuma kan gw satu2nya di kota ini yang jadi "people who living with ADD" (istilah website laknat ini) *jadi inget istilah "people who living with HIV"* masih ada ga yahhh perusahaan yang mau nerima karyawan yang ADD, duh mudah2an semua HRD pada bego semua dan ga pernah denger ADD sebelumnya. Trus is there any girls *or guys haha* yang masih mau kawin sama gw? Should I change my fans club name become ADDers???

Aaahh peduli setan toh juga banyak orang2 hebat yang "katanya" ADD!!



~~~~If you wanna join with us in ADD club or if you an ADD lovers, please contact me!!

Imlek di kota Padang

Barongsai lagi sembahyang di klenteng.


Hayu and her big penis Lion's sculpture


Pemain Barngsainya lagi siap-siap

Ngelepasin burung sebagai pertanda kebebasan kali ya??


Awalnya seh rada males gitu keluar rumah, tapi karena pembantu gw si Hayu udah memohon2 *biar gaji saya ga dibayar juga gpp deh tuan,,, dengan tampang memelas* minta ditemenin buat ngeliat sodaranya Barongsai akhirnya gw keluar dari persemayaman gw. Dengan sagat terpaksa gw turun dari kasur gw yang super empuk dengan renda2 berwarna pink dan segera memasang konde dengan setelan kebaya favorit gw---- ga ding, yang barusan lebay version!

Seseorang yang masih gw anggap sebagai best-friend-tapi-sok-nya-setinggi-langit malah ngambek padahal gw udah bawa2 laptop jadul gw yang berat anak-gajah-prematur-karena-ibunya-ngerokok-terus-akibat-suaminya-yang-singkuh. Bencong!! niatnye seh mau ngopy film2 dari si adit tapi karena tuh pelacur udah kabur duluan akhirnya cuma gw dan Hayu yang gentayangan di kawasan Pondok alias chinatown nya kota Padang. Makan dulu, setelah nyampe klenteng (yang jadi pusat perayaan Imlek) malah sepi aja tuh. Ada sih dari she (marga) Huang yang lagi tampil barongsainya tapi yang kita harapkan kan suatu tahun baruan yang rame gitu… eh ternyata kata kenalan-gw-yang-gw-lupa-namanya-siapa *as usual I never pay attention to somebodies name* acaranya baru mulai jam 7, damn!



Muter2 sekitaran kota Padang tempo doloe ini, ga cukup. Lalu kami sempat nangkring di depan gedung2nya perkumpulan marga Tionghoa dan heeeeii ada yang terlepas dari pengamatan gw pada patung2 singa makhluk mitologi Cina penjaga bangunan selama ini… ternyata untuk membedakan yang mana yang cewe dan cowok selain dibedakan oleh bola yang ada dikaki si singa ternyata singa yang cowo alias lekong punya Penis huahaha *evil laugh*. Hayu dengan semangatnya berfoto didepan patung singa *yang ada penisnya tentunya* (pake di zoom lagi bo'). Pasti yang bikin patung ga belajar anatomi tubuh binatang, lhaa kok penis singanya di sunat dan ga proporsional lagi ukurannya hahaha…..



Trus ketemu sama Arland dan Yuyoet mereka pake motor (curang, padahal kita jalan kaki), karena pertunjukan barongsai sodaranya si Hayu masih lama maka kami memutuskan buat mampir ke toko manisan, since I fallin in love with them *Ooohh manisan may I marry you* saking sukanya gw makan manisan si Pii jadi bertanya2 kok gw nikmat banget makannya? Yaiyalah nikmat sampe2 gw hampir orgasme karena nikmat banget huahahaha!!!

Ehhh acaranya seru banget lhoo secara gw suka banget liat barongsai dan Liong2 ini menari, pasti kalau gw yang didalam barongsainya pasti si barongsai bakalan centil kaya gw hehehe… *kemana sih otak Soeharto dan pemerintahan laknatnya yang melarang dilakukannya kesenian seindah ini* trus klenteng berhias cuantik banget banyak lampian merah dan ruame banget orang2 pada ngumpul semua.



Huuuhaaa -_-ZZzzzz… ngantuk banget, Selamat Taon Baru (Ilmlek) aja buat semua yang ngerayain yah!





Ps: buat penggemar gw semua potonya belom sempat gw post karena laptop laknat ini entah untuk yang keberapa kalinya terjangkit virus (nyusul aja ya guys)








~~~~Ntar dimimpi makan manisan ah…

Minggu, 25 Januari 2009

ga da judul (sok misterius aja gw)

Kamis, 22 Januari 2009


Setelah bikin janji pada malam sebelumnya dengan pak Gunawan Halim sang sekretaris she Lim (perkumpulan keluarga Lim) duh pas nelpon kayanya gw dah dapet firasat kagak enak gitu yah…



Jam 11 janjiannya, aku telat 2 menit. Tapi pak Gunawannya sendiri baru dateng 20 menit kemudian (kata bapak yang disekretariat beliau lagi di bank). Sebelumnya--- waktu gw baru nyampe ada sekitar 5 orang bapak2 yang lagi ngobrol seru, gw yang tadinya duduk disekretariat jadi tertarik karena mereka ternyata lagi ngobrolin masalah kio yang akan diarak besok ini. Beberapa pokok pembicaraan yang gw tangkap dari mereka adalah soal patung mak co po yang sudah mulai rusak, keaslian patung yang ada ditangan mereka sekarang, sejarah patung itu sampai ke mereka dan siapa pemilik patung itu sebelum sampai dirumah perkumpulan keluarga Lim sekrang, trus juga gw dengar mereka berdebat seru tentang hal2 teknis lainnya yang berkaitan dengan kio yang akan diarak: soal hiasan (semacam kain apa gitu), naga, dan berdebat mengenai warna apa yang patut dan pentingnya warna2 tertentu bagi mereka didalam upacara itu.



Ooohhh Good gw marusak semuanya, padahal keadaan alami yang seperti itu harusnya jadi sumber informasi yang paling penting didalam riset ini. Waktu aku ikut nibrung didalam percakapan, mereka langsung berubah…

Emang ternyata paling susaaaaah meneliti manusia yah, ga bisa make metode2 ilmu eksak yang sangat diagung2kan oleh mereka2 itu. Tikus masuk lab diapain juga bakalan nurut. Tapi they are human being gitu lhooo jangankan melakukan berbagai tindakan eksperimental, mendekat dikit aja setting alami kehidupan mereka akan seketika berubah

Jadi gw ikut (mengikutkan diri lebih tepatnya) dalam percakapan mereka, tapi mereka menanggapi dengan sambil lalu. Sama sekali ga tertaik. Okayyy… mungkin gw lebih baik pake wait-and-see-method. Sabaaaaaarrrrr….


Tapi sekedar catatan ada kemiripan watak orang2 tionghoa yang gw amati: Mereka tidak mau sembarangan bicara dan memberikan informasi kalau mereka merasa tidak berkompeten dalam hal2 tertentu. Orang2 tertentulah yang akan memberikan informasi karena mereka memiliki wewenang.


Lalu pak Gun dateng, alih2 diajak gabung dengan segerombolan bapak2 yang ada diluar gw diajak kedalam dan bgobrol berhadap2an sisebuah meja papan berbentuk segi empat didalam gedung. Duuuhh kalu liat mejanya jadi inget meja mahjong di film2 cina deh. Balik lagi ke pak Gun,,,, pembicaraan kaku, banyak terjadi jeda2 panjang disepanjang wawancara, informan sangat tidak kooperatf, gw berusaha sekuat tenaga mencairrkan suasana tapi mungkin mang dasar dia nya aja yang orangnya begitu.


Tapi ya sutra lah bo' menjengkelkan… bener2 bikin gw sebel banget.

Keluar dari gedung perkumpulan keluarga Lim gw ga tau lagi mau ngapain dan mau kemana. Suddenly dapet ide untuk main2 ke toko yang jual perlengkapan sembahyang yang letaknya pas didepan gedung Lim. Celingak celinguk eeeh gw liat berjejer botol2 (tepatnya topless *tidak punya Top heehehe*) manisan, maksud hati ingin sekedar beramah tamah sama yang punya toko nanyain… "waaah ada jual manisan juga yah ci, blabla…" yang ini namanya buah apa…" eh malah ditawari nyicip satu, ga yakin sama rasanya secara mereka item2 dan keriput, sangat tidak menarik hati lah pokoknya. Oooh woow amazing *lebay banget ga sih??* gw jatuh cinta sama manisan ini. Nyicip lagi dan nyicip lagi yang jenisnya beda *secara nama buahnya bahasa Mandarin semua bo' mana inget gw*


Singkat cerita gw beli dua bungkus yang dicampur2 Rp. 10 ribu [lumayan mahal tapi ok lah]. Trus gw minta bantuan si cici buat ngenalin peralatan dan perlengkapan sembahyang orang Tionghua, capek juga ngelilingi toko yang luasnya ga seberapa ini. Dua kali keliling sambil nyatet namanya, trus dua kali juga gw bolak balik buat mengabadikannya dengan kamera gw. Duuh ternyata muka gw yang imut dan tingkah laku gw yang menggemaskan membuat si cici tersentuh hatinya dan memberikan gw segelas air putih. Ooohh nikmatnya air ini *lebih nikmat dari seks dan hampir bikin gw orgasme huahahaha*--- tu kan lebay lagiii. Hentikan!

Jadi sambil minum selesai foto session dengan model2 cantik berbagai perlengkapan sembahyang gw ngobrol dengan cici dan ada cici yang satu lagi *kayanya kakak adek gt mereka* gw menebak kalo dia yang punya toko. Trus ada juga koko yang gw duga adalah suami dari si cici pemilik toko dan juga seorang ibu, orangtua salah satu dari mereka lah. Pas gw baru dateng koko nya lagi sembahyang menarik bagi gw orang yang dari kebudayaan lain melihat cara mereka beribadah.



MMhhh cukuplah buat hari ini.

Met taon Baru yahh

HHohoho... Selamat Tahun Baruuuu Imlek ya buat semuanya!!!

Jumat, 23 Januari 2009

Di kapal Gunung Dempo--- the trip to Papua




Taon baruan di Padang China Town. Naga dan barongsai masuk ke klenteng.




Penyambutan yang bikin gw merinding waktu baru tiba di Kampung Tablanusu, distrik Depapre, Papua.



Ngerumpi bareng mama2 di warung kampung Tablanusu (sambil makan Pinang lhooo) yang diapit kedua mama adalah Adi (temen gw anak Antro UNHAS)

Tugas Antropologi Pendidikan

Budaya pendidikan pada komunitas warga kulit hitam di Amerika
Sebuah kajian Antropologi pendidikan pada film How she move

Pada awalnya saya tertarik dengan film ini karena tema dance dan kehidupan keras orang-orang yang tinggal dikota besar Amerika yang diangkat oleh film ini. Mestinya tidak terlalu sulit bila mengkaitkan topik antrpologi pendidikan dengan cerita yang ada di film ini, karena fenomena pendidikan yang dibahas dalam ruang lingkup kajian antropologi pendidikan sangat lah luas sekali cakupannya. Tidak hanya berbicara tentang kajian pendidikan diranah makro yang membahas berbagai institusi atau lembaga pendidikan formal saja, melainkan juga gejala budaya pendidikan pada tingkat masyarakat kecil dan sederhana. Pada hakikatnya antropologi pendidikan mengkaji bagaimana budaya ditrasmisikan, jadi kajiannya luas sekali.

Kedua tema ini (street dance dan kehidpan keras orang-orang yang tinggal di kota besar Amerika) belakangan cukup banyak diangkat industri perfilman Holywood. Beberapa film-film sejenis seperti Bring it on yang banyak sekali serinya dari 1 sampai 4 (Bring it on seri pertama dirilis awal 2000 ) sejak rating film ini selalu naik di chart Holywood maka sekuel lanjutan film ini dibuat kembali sampai seri terakhir dari Bring it on dirilis Meret 2008 lalu. Lalu ada High school musical produksi Walt Desney Pictures, tapi film ini lebih bergenre remaja dan sangat ringan kalau masalah cerita atau bisa dibilang sedikit konflik dan klimaksnya juga tidak jelas dimana. Ada juga Rent sebuah fiilm musikal yang banyak mengadung unsur musik dan drama. Tapi terlepas dari komentar dan analisis mengenai alur, musik, dan akting para pemainnya melihat dan memahami lebih jauh film ini sebenarnya membuat kita belajar tentang kebudayaan orang kulit hitam di Amerika (African American people atau Black American peole) orang-orang ini merupakan keturunan dari budak-budak yang digunakan oleh bangsa kolonial Eropa sebagai tenaga murah untuk mengerjakan ladang dan tambang wilayah koloni baru mereka yaitu Amerika. Mereka diambil paksa dari tanah leluhur mereka di Afrika, catatan sejarah mengungkapkan pertama kalinya pada tahun 1619 budak Afrika diangkut ke Amerika sebanyak 20 orang oleh sebuah kapal Belanda bernama the White Lion . Sejak itu seiring dengan meningkatnya kebutuhan budak untuk dipekerjakan ditanah jajahan sebagai buruh bangunan, pekerja kebun maupun pekerja tambang, ribuan budak lagi didatangkan dari Afrika. Lalu lintas laut dibuat padat karena maraknya perdagangan budak, bahkan pada tahun 1762 didirikan pasar perdangan budah di New Port, Rhode island (sekarang gedung ini dijadikan Museum oleh pemerintah Amerika). Berbagai perlakuakn yang buruk mereka dapatkan ketika diangkut dengan kapal laut membuat banyak budak ini mati sebelum sampai di Amerika, ketika sampai di Amerika pun sang Tuan memperlakukan mereka dengan sangat tidak layak sehingga banyak dari mereka yang mati . Tapi siapa sangka keturunan budak-budak ini sekarang menjadi orang nomor satu di Amerika sebagai presiden, dan populasi mereka lebih banyak di Amerika dari pada di negara asal mereka dulu .

Ray si tokoh utama seorang gadis kulit hitam dibesarkan dengan harapan yang sangat besar oleh kedua orang tuanya untuk dapat mengecap pendidikan yang lebih baik dari kakaknya. Dan besar juga harapan mereka agar Ray dapat hidup lebih baik daripada kehidupan mereka yang sekarang. Ray adalah gadis yang dibesarkan oleh keluarga yang sangat menjunjung tinggi arti penting pendidikan, dan tampaknya Ray juga bertekad untuk tidak mengecewakan orang tuanya. Bersekolah di sebuah SMA swasta mahal, Ray punya setumpuk rencana besar untuk masa depannya. Ray bericita-cita untuk menjadi seorang dokter. Tapi sayangnya cita-cita gadis ini terancam kandas ditengah jalan, karena dia harus segera keluar dari sekolah swasta dan melanjutkan belajar di sekolah negri yang kualitasnya jauh lebih rendah. Ray yang sudah terbiasa dengan lingkungan sekolah yang sangat akademis, mengalami kesulitan menyesuaikan dirinya dengan sekolah barunya yang berisi anak-anak berandal kulit hitam yang rata dari kalangan menengah kebawah.

Segala kesulitan yang dihadapinya disekolah baru ini dan adanya kemungkinan bahwa dia tidak bisa melanjutkan pendidikan di Universitas untuk menjadi seorang dokter membuat dia menyalahkan kakaknya yang sudah meninggal. Ray pindah sekolah karena uang orang tuanya habis untuk membiayai pengobatan almarhum kakaknya yang kecanduan narkoba. Hubungan Ray dengan orang tuanya menjadi semakin rumit karena kedua orang tua Ray menjadi sangat overprotektif terhadap Ray, mereka dibayang-bayangi rasa bersalah karena gagal dalam mendidik anak dan menjadi sebuah obsesi yang agak ekstrim bagi mereka untuk mecegah Ray mengikuti jejejak kakak perempuannya yang mati karena Over Dosis. Ray adalah Ray, dia bukan kakaknya. Mereka berbeda, dan inilah yang Ray coba jelaskan pada kedua orang tuanya.

Dapat dilihat disini bagaimanapun orang tua berbuat yang terbaik bagi anak-anak mereka, mencoba melindungi anak dari berbagai pengaruh negatif lingkungan namun cara yang salah dapat membuat kedaan menjadi lebih buruk. Nilai-nilai yang dianut masyaralat berubah seiring berjalannya waktu, apa yang tidak sopan tidak baik pada waktu orang tua menjadi seorang anak dahulu mungkin pada masa sekarang bisa ditolerir dan orang-orang menanjadi lebih bermisif. Film ini mencoba meberitahukan kita bahwa pada waktunya anak pantas diberi kesempatan untuk memilih apa yang baik bagi dirinya. Dan difilm ini Ray mencoba mengkomunikasikan pada orang tuanya bhawa apa yang baik bagi dirinya yang dia coba lakukan sekarang akan juga pasti baik bagi orang tuanya, tapi cara atau gaya komunikasi yang berbeda antara orang muda pada orang tua yang berbeda membuat informasi ini menjadi susah diterima.

Ray memilih untuk mengikuti kompetisi Street Dance sebuah tarian seni jalanan yang biasanya dilakukan para rema kulit hitam. Saya melihat tarian ini lebih sebagai suatu bentuk ekspresi akan seni dan pengungkapan jati diri sebagai orang muda oleh remaja-remaja kulit hitam di Amerika, seni sendiri adalah suatu bentuk kespresi akan keindahan bukan? Kesenian orang kulit hitam juga berubah seiring berjalannya waktu, dulu orang lebih mengenal blues, gospel dan jazz sebagai aliran musik yang merupakan bentuk emosi orang-orang kulit hitam yang menjadi budak-budak diperkebunan dan pertambangan di Amerika. Street dance becirikan gerakan keras, musik keras dan menghentak-hentak sepintas terlihat sebagai bentuk ekspresi kekerasan dari sipemain, tapi Ray menganggap ini sebagai suatu seni tempat dimana dia bisa merasakan kebahagiaan dan sekaligus uang (untuk biaya pendidikan di universitas) apabila dia berhasil memenangkan kompetisi ini. Orang tua Ray kembali dibayang-bayangi oleh anak mereka yang meninggal yang dulunya adalah seorang street dancer juga. Karena itu mereka juga melarang Ray untuk menari.

Sesuatu yang normal bagi orang tua Ray untuk bersikap protektif (selain dibayang-bayangi ketakutan bahwa mereka nantinya juga akan gagal mendidik Ray, dan Ray akan menjadi seperti kakanya). Mereka tinggal di pemukiman menengah kebawah orang-orang kulit hitam dimana tingkat kriminalitas sangat tinggi, tempat dimana narkoba sangat mudah didapatkan. Di Amerika memiliki pemukiman orang kulit hitam atau Black neighborhood memliki sejarah panjang, dimulai dari migrasi besar-besaran orang kulit hitam setelah mendapatkan kebebasan mereka untuk tidak lagi menjadi budak ke kota-kota besar. Pemukiman-pemukiman yang paling awal adalah di kota New York dan negara bagian Virginia, secara umum ada dua gelombang besar migrasi orang kulit hitam dari daerah pedesaan ke kota-kota Amerika industri gelombang pertama terjadi antara tahun 1914 sampai 1940 dan gelombang kedua terjadi antara tahun 1940 sampai 1970 .

Di Amerika walaupun menurut versi pemerintah sudah ada kecenderungan penurunan angka putus sekolah pada anak-anak kulit hitam (tentu saja hal ini memerlukan riset yang lebih mendalam), sepintas apabila orang luar menilik dan melihat pendidikan di Amerika akan didapatkan kesan bahwa terjadi pengelompokkan dan ketidak merataan kualitas pendidikan pada peserta didik yang bukan dari ras kulit putih (keturunan Eropa). Orang Amerika kulit hitam (African-American), Amerika berdarah latin (Latinos), Amerika Asia (Asian American), suku bangsa Amerika asli (Native American) dan berbagai suku bangsa imigran lainnya (termasuk yang datang bermigrasi dari berbagai negara Arab) mengalami ketertinggalan dalam pendidikan, apakah ini menandakan bahwa masih adanya diskriminasi ras di Amerika? Tapi tentu saja harus ada riset yang lebih mendalam untuk menjawab pertanyaan ini.

















DAFTAR BACAAN
Valeau, Edward. The educational status of the black comunity
Slavery in the United States
http://en.wikipedia.org/wiki/Slavery_in_the_United_States
Arican American
http://en.wikipedia.org/wiki/African_American
African American neighborhood
http://en.wikipedia.org/wiki/African_American_neighborhood

Rabu 21 januari 2009

Hari ini mendung,, ga mendung juga sih tapi teduh karena ga banyak awan dilangit (kalau bahasa minangnya sih lindok). Sebenarnya hari ini gw ga perlu berangkat pagi-pagi banget ke kampus tapi karena udah tererlanjur janji sama Indah buat belajaar bareng di lab jadinya haru berangkat agak pagi gitu… janjinya seh jam 9.30 tapi gwnya baru nyampe di lab jam 10.30 dan Indah lebih hebat lagi nyampenya jam 11.

Agenda belajar bareng tiba2 diisi dengan ngobrol2 ga jelas dambil browsing berrita2 tentang om Obama dan baca2 blog favorite gw orgasmingorganism…
Tapi lumayanlaahhh,,, gw udah ada "persiapan" untuk ujian nanti.

Hoho… ternyata soal antro pendidikan ga sesulit yang gw bayangkan lhoo jeng, maklumlah secara dosen favorite gw ini kalau bikin soal ga tanggung2 teoritis banget
---
Yang agak bikin bingung sih soal yang terakhirnya tentang-rancangan-penelitian-yang-mengangkat-isu-pendidikan, ga yakin gitu gw kalau jawaban gw bagus dan sempurna seperti yang selalu di harapkan bu Yun.

Sepanjang ujian ini kertas pengumuman yang ditempel dimuka kelas cukup menggangu deh, berisikan instruksi yang berbunyi:
Bagi kelompok yang belum melakukan persentasi makalah ideologi pendidikan, diharapkan segera menghubungi bu Yun agar melakukan ujian lisan
<>


Setelah ujian yang sangat memuaskan itu, jadi tergoda diriku untuk ikut bareng pere2 kelas gw yang mau makan martabak mesir di pasar… MMhhmm Yummmyyyy juga … Yuuukk mari, tiga pere dan satu orang pria yang diragukan ke-priaannya makan di Hayuda Caffe. Mhhhmm riti canenya sesuai ekspektasi gw, walaupun hasrat besar untuk makan roti-prata-dua-telur-kuah-kare di Malabar (kafe India yang dekat China Town) balum kesampaian. Liat aja munggu depan gw makan disana gw bakanan peseb dobel dengan kuah kari pekat yang dobelll juga!!! Hiduuup Martabak Kuah Karee!!!


Berakhirnya ujian harus dirayakan dan satu-satunya cara perayaan yang terpikir di otak gw yang supercerdas ini adalah nonton film, yup next destination adalah Ultra Disk. Bingun juga milih film, banyakan sih dah pernah gw tonton yang bagus2nya tapi akhirnya gw memilih like minds, college rosed trip dan satu film keren Angelina Jolie yang keren banget. Film terakhir ini sumpah keren abis, gw jadi inget beberapa minggu yang lalu si Ando pernah nyaranin film ini bwt gw tonton tapi lupa dan ga sempat cari tau dan cari filmnya. Akhirnya film bagus yang digembor2 si Ando tentang jurnalis yang mati di Pakistan terlupa dari memori gw…

Sampai malam ini gw tonton tu film, seperti mencari knut tapi menemukan galeon bukan?? Jolie keren banget aktingya di film ini, biasanya gw selalu mengasosiasikan Jolie dengan peran bitchy film ini minim musik tapi bisa memberikan emosi yang sangat hidup ke orang yang nonton, sinematografinya pun serasa menonton film dokumenter tapi film ini membosankan seperti film dokumenter

Senin, 19 Januari 2009

Selasa 13 Januari 2009

Selasa 13 Januari 2009

Sebenernya gw rada neysel juga kenapa ga ngasi surat izin da pemberitahuan penelitian gw kemaren tapi secara kemaren ada urusan ini dan itu, nyangkut sana dan sini dikampus, trus harus juga balikin buku ke Pustaka Provinsi akhirnya malah pergi makan es Durian ganti nan lamo di pulau karam…

Tapi rasa penyesalan dan udah terpuaskan karena hari ini semuanya berjalan lancar, langkah baik untuk mengawali hubungan baik dengan komunitas keluarga Lie-Kwee :), Duhh dasar walau udah tahun ke empat kuliah kenapa gw masih sedikit deg-degan juga nemuin ni orang (bodoh). Tapi pak Liang orang yang mau gw temuin mang orangnya orangnya rada jutek dan juga kayanya sinis gimana gitu… berjalan anggun memasuki gedung ini (gedung sekretariat perkumpulan keluarga Lie-Kwee) dengan langkah pasti berjalan mantap menuju segerombolan bapak-bapak yang lagi ngobrol sambil ngerokok di meja ditenngah ruangan. Sesaat menyata gue menyapu mereka dengan tatapan anggun seraya berkata,
"pak Liangnya ada pak"
"oh Liang diatas"
"Thanks"
Kata gw sambil berlalu, kemudian melangkah menaiki tangga ke lantai dua…
[ huehehehe hueeeek muntah gw sudah cukup… cukup memang gw berusaha untuk pede tapi sebenarnya ndak lebaaaay kaya begini]

"Permisi, selamat siang pak Liang" awal yang cukup sopan bukan untuk menyapa orang jutek seperti dia…
"Ya." jawabnya singkat
"Saya Prabu, mahasiswa yang Antropologi yang kemaren datang"
"Lalu??"

Haaah, kok "lalu"?, tapi gw cepat menyadarkan diri lagi

"Iya,,, saya sekarang bawa surat penelitian saya pak, terakhir saya kesini kan dimintai surat penelitian"

Sekedar ngasih tau aja yah, si bapak Liang ini sampe 5 kali lho!! Bener sampe lima kali (gw punya bukti rekaman wawancaranya) minta surat penelitian ke gw waktu terakhir gw ke sini. Tapi ndak papa lah jurtru disinilah tantangannya kan?? Kalau semua berjalan mulus dan lancar ga belajar toww…

"kebetuluan sekeretaris satu ada dibawah"
Lalu dia nyelonong kebawah…
Gw yang masih bengong aja di ruangan sekretariat tiba-tiba dipanggil pak Liang yang udah jalan duluan ke bawah.
"Dek-dek ayo sini"

Dan wow this is my big oppurtunity, ada sekitar tujuh orang yang ada di meja itu. Lalu pak Liang memperkenalkan aku dengan salah satu daintara mereka (sekretaris satu) dan pak sek setelah membaca sepintas lalu surat yang diberikan pak Liang kemudian memperkenalkan aku dengan Tuako (ndak tau juga apakan terminologi ini berasal dari bahasa Tionghua [kanton, hakka atau mandarin] atau bahasa minang). Beliau diperkenalkan sebagai tetua dari marga Lie, sambil berkelakar pak sek (bodohnya gw karena ga begitu pak attention sama nama2 orang ini jadi untuk selanjutnya tetep terpaksa panggil dengan pak sek deh) bilang kalau tuako ini sepeti datuak lah bagi kami.
"Jadi Tuako ko lah samo batuak datuak lah dek kami, atek pulo dari datuak ndak ko"

Dan kemudian kami cair saja dalam suasana akrab, percakapan mengalir perbicaraan lepas dan mengalir… sepanjang obrolan kami sayangnya sang tuako tak berbicara banyak, ga tau kenapa yah. Pikiranku yang pertama adalah karena dia adalah orang yang dituakan jadi mungkin agak jaga wibawa dikit, tapi waktu sekali-sekali ngomong slengekan juga kok. Jelas banget orang-orang disekeliling meja nenperlihatkan rasa hormatnya terhadap tuako. Dapatkah percakapan kami ini di kategorikan sebagai apa yang disebut dalam metode antropologi sebagai FGD?? (damn sorry mr. Erwin I did not give full attention during the class)
Ada satu orang lagi pengurus lagi datang disela pembicaraan mengobrol dikit, tapi gw udah mulai gelisah. Pembicaraan demikian asiknya sehingga gw ndak tau gimana cara meloloskan diri untuk kabur ke HTT, tapi ternyata si bapak yang baru dateng asik juga orangnya. Gw jadi mengurungkan niat untuk ke HTT, besok aja deh ngasih suratnya (sementara ngobrol dengan anggota baru tuako dan pak sek permisi undur diri [sambil ngasih salam ala orang Tionghoa yang mesti gw cari tau artinya]

Waaahh ternyata gw jago juga hehe [terlalu cepat ga sih buat memuji diri sendiri…??]

Akhirnya aku pamit, ke HTT jam 4. Wooww 2 jam lebih lhoo…


Di sepanjang jalan depan HTT rame banget sama orang yang lagi pasang-pasang k=meja dan tenda buat pasar murah nanti malemnya, mmmhhhhm mungkin orang sekretariatnya udah pada pulang ya… pulang juga ahh… besok senin aja ke HTTnya.




Selasa, 13 Januari 2009

Festival sepasan 2008 (menyambut tahun baru!!)








Foto-foto ini adalah rangkaian perayaan tahun baru di Kota Padang, masyarakat Tionghoa Padang ngadain festifal Sepasan, perarakan Tabuik dan festifal kota tua. Waaahh capek deh kalo gw cerita, jadi maklum ajah ya kalo ndak ada narasinya, selamat menikmati aja deh...

Senin, 05 Januari 2009

Dirumah duka HTT




Dirumah duka HTT



Hari terakhir di tahun ini aku manfaatkan dengan mencari data dan berkeliaran disekitar China Town kota Padang yang dikenal sebagai kawasan pondok (atau orang Padang bilangnya kampuang cino). Kemarin mememang banyak ada banyak acara yang diadakan disekitaran pecinaan, salah satunya adalah festival kota tua yaang diadakan leh EO yang kebetulan adalah teman2ku anak2 AIESEC juga. Karena aku mang udah disana dari pagi jadi ga da salahnya juga kan aku bantu2 mereka sediki.

Jam 11 aku udah sampai dirumah duka HTT, pada dua jenazah yang disemayamkan disana masih akan dilakukan berbagi upacara keagamaan sesuai dengan agama sijenazah. Kebetulan mereka terdiri dari dua agama yang berbeda. Yang satu Katolik dan satunya lagi Budha, pada saat aku sampai disana keluarga Katolik sedang melakukan misa Requem, ditengah2 misa ini keluarga Budha melakukan pula upacara kematian Terayada yang dipimpin seorang Pandita Budha (seorang wanita), upacara ini dilakukan dengan berdiri mengelilingi jenazah sambil mebaca kibat suci yang dipimpin oleh seorang Pandita. Wah bentrokan dong kedua upacara jadinya, tapi tampaknya ndak ada masalah dengan hal ini bagi mereka, umat Katolik bernyanyi dan umat Budha tetap khusuk melantunkan mantra dan bacaan kitab suci sambil membunyikan lonceng.

Karena misa Katolik dimulai duluan maka mereka juga lebih cepat selesainnya jadi tanpa membuang waktu aku mewawancarai sang pastu yang memimpin misa pastur Abel Maia. Perbincangan kami seputar tatacara pengurusan jenazah dengan ajaran katolik dan sampai sejauh mana gereja Katolik dapat menerima adat istiadat Tionghoa (cari tau lagi kegiatan adat apa saja yang tidak bisa diterima oleh gereja).

Selesai dengan pastur aku mencegat ibu Pandita, tapi beliau ada janji lain untuk mendoakan orang yang sakit keras ditempat lain. Beliau menyarankan aku menemui sang romo di Vihara dekat taplau (tapi lupa nama romonya). Baeklah tapi tidak sekarang karena aku ndak ada persiapan, lagian aku harus ke rumah abu abadi.

Setelah nyasar dua kali akhirnya rumah abu ini aku temukan,,,dijalan yang ternyata juga udah dua kali aku lewati. Tidak banyak informasi yang bisa aku gali dari pak Bernard sang penjaga rumah, tidak mengizinkan juga untuk memotret bagian dalam dari rumah abu (harusnya diam2 aku potret saja) dan terkesan aku buru2 "diusir" dari tempat itu.

Rumah abu yang berada dibawah naungan HBT ini terdapat di jalan Pasa Batipuah. Ruangan utama adalah ruangan tempat menyimpan abu dimana terdapat rak dan lemari2 kecil tempat menyimpan abu yang disusun sampai kelangit2 ruangan, pintu dari setiap lemari kecil tempat menyimpan abu ini terbuat dari kaca sehingga terlihat dari luar adalah sebuah wadah untuk meletakkan hio, papan nama dan photo si mendiang dan dibelik papan nama itu diletakkan abu yang disimpan didalam sebuah guci. Ada beberapa lemari yang berisi dua buah guci dan ternyata mereka adalah sepasang suami istri. Pada bagian depan tepat disebelah kiri dan kanan pintu masuk terdapat altar doa untuk agama Katolik dan Budha.

Sejak didirikan dan diresmikan oleh walikota pada tahun 1999 silam rumah abu ini hanya berisi 200 abu. Prosedur penitipan abu ini adalah dengan membayar sumbangan ke HBT (perlu riset lebih jauh ke BHT tentang hal ini)

Main2 ke klenteng Yuuukk...

Main2 ke klenteng Yuuukk...



Mhhh ndak percuma rasanya hari ini aku bangun pagi2 hari ini, semuanya berjalan lancar sesuai dengan apa yang aku harapkan. Padahal aku sempat untuk tidak akan pergi ke klenteng pada hari ini, hari libur mang bawaannya pengen tidur aja dirumah apa lagi tadi malem ujan lebat dan paginya dingiiiin benget.

Jam 7 lewat dikit aku barangkat dari rumah (lewat dikit karena masih nyempetin nonton Spongebob dulu), dan ternyata lalulintas dipagi buta hari libur sepi banget, angkot yang aku tumpangi juga jalannya lancar. Nyambung naek angkot jati didepan bank Mestika (lagi males aja jalan kaki, lagian takut telat juga kan…) waktu udah di kawasan Chinatown aku liat jam di HP baru jam setengah 8 lewat dikit ternyata.

Lewat pasar (besok cari tau nama pasarnya apa…)sepanjang jalan pasar liat2 juga tempat sarapan yang enak soale dari rumah tadi ndak sempat sarapan. Dan sengaja juga nanati milihnya tempat yang rame supaya bisa ngobrol juga dengan bapak2 yang lagi nongkrong minum kopi disana.

Sesampai di klenteng orang yang harusnya ku wawancarai belom dateng jadinya aku hanya sekedar liat2 aja dan sempat juga mengikuti jalannya tahap demi tahap ritual ibadah (kebetulan ada dua umat yang lagi ibadah diklenteng). Ahmpir aja aku kehilangan pak Huan. Waktu lagi ngobrol dia hampir aja berangkat pake motornya keluar klenteng.

Kesan yang kudapat dari dia adalah pertama, cerdas, berwibawa dan kayanya dia lebih cocok sebagai orang yang kerja kantoran dari pada sebagai agawan Tridharma atau sorang skretaris rumah ibadah. Dari cara berbicara dia sangat bagus terdengar profesional aja. Kita sempat ngobrol panjang lebar pada akhirnya obrolan kami ini mungkin bisa tidak dikatakan sepenuhnya sebagai wawancara etnografis (karena juga suasana menjadi tidak begitu kaku lagi). Yang menjadi sedikit masalah pada wawancara ini adalah aku menjadi speechless gitu,, ndak tau apa lagi yang musti dipertanyakan. Harusnya dibanak ini selalu ada pertanyaan cadangan yang harus segera dikeluarkan dan dikeluarkan apabila pertanyaan yang ada didaftar sudah terjawab semua.

Waawancara berakhir jam sembilan lewat 5 menit karena pak Huan ada janji dengan orang juga, aku puas dengan wawancara ini. Duuuh mudah2 selama riset ini dapet informan yang elok laku dan ndak banyak cing cong (bisa diajak kerjasama lah). Dari sini aku kemudian hunting cari mangsa (cari sarapan maksudnye hehe…), akhirnya dapet warung yang enak dan karena males juga nyari kepelosok pasar. Nasi goreng nya lumayan lah, tapi buanyak banget bo' satu porsinya (harganya 5 ribu rupiah), keluarga Tionghua penjual makanan ini juga ramah luar biasa, kayanya itu ada Oma, anaknya laki2, istri anaknya (plus sang cucu yang lagi asik makan nasi dengan ikan goreng dan kecap), trus juga ada anak perempuan yang lebih muda. Ngobrol juga dengan si koko kehidupan orang Tionghua dan ngorol juga sedikit tentang ini dan itu. Trus pas mau pulang si Oma bilang "tommorow kemari lagi yah" wah beres deh mi, duh hari ini semua orang baek dan ga ada kesulitan.

Tujuan berikutnya adalah Rumah duka HTT, setelah kemaren sempat tertunda mengunjungi tempat ini gara2 si Hayu ndak mau nemenin (dan juga rasanya ga etis kalo baru meninggal trus udah ditanya2 segala macem). Sesampai disana tidak terlalu ramai orang, hanya beberapa kelompok orang mengobrol dibeberapa tempat diruangan sebelah. Tempat ini terdiri dari dua ruangan, ruangan yang kecil tempat diletakkannya mayat (didalam peti)trus yang disebelahnya lagi ada ruangan yang agak lebih besar yang kemungkinan digunakan untuk mengadakan upacara keagamaan bagi jenazah (apapun agamanya). Kebetulan sedang ada dua mayat yang disemayamkan di rumah duka, satu katolik dan satu Budha. Aku menyapa tua orang ibu2 yang lagi ngelipat uang kertas buat dibakar untuk jenazah. Yang satu tetangga dari si mayat (nenek yang mati bo' umurnya kalo ga salah 80an), yang satunya lagi kayanya orang yang kerja di HTT, trus beberapa saat ngobrol dengan si Ibu tetangga si mayat seorang ibu lagi yang bepakaian serba hitam ikut nimbrung ngobrol bareng kita. Dan ternyata dia adalah anak dari si mayat. Dan bercerita lah kita tentang tatacara pengurusan mayat pada orang Tionghoa… (selengkapnya tentang obrolan kami bisa di baca di bagian hasil wawancara)

Minggu, 04 Januari 2009

Bagian V di KM Gunung Dempo (habis)

Bagian V di KM Gunung Dempo (habis)



Untunglah pada kapal merapatdi Biak pada waktu pagi hari, tapi walaupun begitu hari ini adalah minggu jadi smeua orang pergi ibadah kegereja. Tidak ada toko yang buka, pasar tradisional juga sepi. Di Biak aku mengunyah pinang pertamaku di dekat2 pelabuhan, awalnya sempat dicerca habis sama Rhya [UNHAS],

"uda ngapain sih ikut2an makan pinang, jorok tau!!"

"jadi ih jijik deh sampe merah2 gitu"

Hoho,,, ini tidak akan membuatku mengurungkan niat untuk tidak menyicipi pinang. Aku diajari oleh mama si penjual pinang step by step how to eat pinang eh ternyata ga separah yang aku bayangkan rasanya. Memang agak kelat dan pahit. Tapi bukin segar mulut dan ngilangin bau mulut.

Selanjutnya kamu mengunjungi pasar tradisional terdekat, tidak ada yang menarik. Tidak ada juga yang mau dibeli. Ada sih beberapa penjual makanan yang menjual sarapan khas Papua: nasi kuning, tapi anak2 ga ada yang mau diajak makan jadinya kita Cuma jalan2 ndak tentu arahsambil mengulangi kegilaan yang kami lakukan waktu di Ambon yaitu berFoto2… hahaha…

Kapal berangkat ke pelabuhan terakhir yaitu JAYAPURA…. Sekitar jam 2 siang.

Benar-benar perjalanan panjang yang melelahkan baik secara fisik maupun mental bagi kami, terutama kami yang dari Sumatra, tapiii yahh banyak hikamah dari perjalanan panjang ini kami jadi dekat satu sama lain (munkin tidak untuk anak UNAIR hehehe) timbul kelakar diantara kami kalau ternyata di Jayapura peserta sarasehan hanya ari lima universitas yang ada diatas kapal ini sarasehan resmi ditutup di Jaya pura,,, karena tujuh hari di kapal bobotnya sudah hampir seperti sarasehan hyang sebenernnya :)

Transit terakhir juga pada siang hari kira2 jam 8 wita KM. Gunung Dempo merapat di pelabuhan biak, rasany akitivitas bongkar muaat kapal, porter dan kuli angkut yang berlarian di lorong2 dek, aktivitas turun naik penumpang dari kapal dan pedagang asongan yang menjajakan dagangannya sudah menjadi keseharian kami (padahal dikapal baru 6 hari tapi aktivitas ini sudah akrab saja rasanya). Tapi sekedar menghibur diri, ini adalah pelabuhan transit terakhir (penderitaan akan segera berakhir) nikmati aja kota Biak ini.

Tapi pemikiran kami tentang meinikmati Biak salah,, karena minggu, tidak ada yang bisa kami liat dari Biak. Semua fasilitas umum tutup, pasar sepi (karena semua orang kegereja pagi untuk ibadah) hanya berputar disekitar jalanan pelabuhan untuk berfoto2 gila2an maklumlah semua meluapkan stress.

Kapal akhirnya menuju JAYA PURA!!

Malam terakhir dikapal saranya seru juga semua orang dalam good mood. Untunglah tidak ada begadang dan pesta malam terakhir heehhe. Tapi sempat juga nyicip alkhohol beberapa teguk sama anak2 (kia dan bang ucok yang paling buanyak minum kayanya mereka disetiap pelabuhan nyelundupin minuman deh kepakal huahahaha)

Subuh sepanjang malam seperti biasa banyak pengumuman yang disiarkan oleh pusat Informasi kali ini pengumuman tentang sandarnya kapal tidak jauh berselang dengan pengumuman waktu sholat subuh dan arah kiblat. Nahhhh subuh buta kita akhirnya sampe di JAYA PURA city, saatnya berkemas2….

Sebelumya Abner (panitia anak Kerabat Antro UNCEN) memang sudah kontact dengan Herry (USU) tapi kami sama sekali penyambutannnya akan seperti ini :) mataku berkaca2 hehe…

Ada mi??? ("adakah Mie disini" atau "sudah ada kah??")--- bagian IV

Ada mi??? ("adakah Mie disini" atau "sudah ada kah??")--- bagian IV


    Perjalanan dari Ambon ke Sorong, Papua adalah perjalanan tercepat. Sorong berdasakan keterangan yang aku dapet dari seorang bapak yang ketemu di dek 6 adalah daerah awal dari Papua yang ditemukan dan dibuka dari keterisolasian oleh Belanda (terletak di bagian atas kepa burung katanya). Kita banyak dapat pengalaman mengenai kapal dan lautan dari Ria anak UNHAS yang udah sering bolak-balik pulang kampung dengan kapal, wah parah deh kalo tiap pulang kampung pake kapal yang jelek terus. Duh pembaca yang budiman maap aja yah kalau ditulisan ini rada ga bagus dan mulai ga enak dibaca, saya lagi mabok laut soalnya. Perjalanan Ambon-Sorong parah banget, ga ada anak2 antro yang ga muntah. Yang ngaku2 preman dan suka minum beer juga mabok huahaha (muntahnya diem2 balik dari toilet muka udah pada pucet tuh)….

    Pokoknya secara fisik dan mental udah mulai ndak stabil niyy, akhirnya ada penemuan baru dari Dani [USU], kalau kita diruang terbuka (dek atas) yang terkena angin laut, mabok lautnya jadi agak berkurang. Maka berapa menit kemudian berbondong2lah kami keatas… dan ternyata benar angin laut yang menerpa wajah,, whuua seger bikin mendingan. Sambil cerita2 sampe maghrib kita disini.

    Seperti biasa makanan kapal sangat menjengkelkan, selalu sama dari hari pertama sampai hari ini (tapi kamu kan ksatria Antropologi jadi mesti tahan makan apa aja hehe…). Tapi untuknglah selera sudah sedukit terobati dari makanan yang kita borong dari AMPLAZ di Ambon. Dan sepertinya kami udah selesai Sarasehan duluan huahaha… soalnya kita udah bahas semua dari A-Z disini tentang JKAI habis mau ngapain lagi berhari2 dikapal. Eeh sebenarnya dikapal ini kami makhluk2 antropologi juga bisa sekalian penelitian lapangan lhooo. Kapal ini bisa diibaratkan dengan miniatur Indonesia, semua suku bangsa Indonesia ada disini mulai Aceh sampai Papua juga ada berbagai bahasa yang selama ini ga pernah aku dengar sekarang muncul disana-sini di seluruh penjuru kapal…. Wah pokoknya benar-banarlah kalu ingin melihat Indinesia yang sesungguhnya ada disini. Ngomong soal bahasa juga menjadi lelucon diantara kami

    Anak makasar mereka ada make akhiran mi jadi kami sering becandain mereka "dari kemaren udah keseringan makan mi terus jadi ndak mau lagi" hehe.. Mungkin sama kali yah kalau di bahasa Indonesia logat Minang kita sering beri akhiran do, malaupun donya diilangin ga ada perubahan makna pada kalimat. Trus kalau di bahasa makasar yang aku perhatiin yaktu ngobrol ada akhiran ji, kah, dan sebagainya (maklumlah sebagai calon antropolog rasa ingin tau haru tinggi dong hihi…) sama dengan orang Papua sering memakai toh untuk mempertegas makna suatu kalimat. Kalau anak2 Aceh ngomong bahasa daerah mereka yang kita denger dan tangkep Cuma blablublablu… blablabla…blablau…. Huahaha lucu banget si Lena [USU] waktu ngejekin bahasa daerah Aceh.

    Trus,, masih menyangkut fenomena Ethnolinguistik ( hehe sok ilmiah banget sih padahal cuma ngomngin keberagaman berbagai kata2 kotor dan makian yang beragam diseluruh Nusantara),,, kami bertukar kata kotor masing2 daerah anak Aceh dan Medan lancar banget tuh bilang "pantek" kata makian dalam bahasa Minang. Tapi begonya penempatan kata pantek mereka tidak tepatsehingga kalimatnya terdengar janggal dan aneh banget. Misalnya gini ni: " ah pantek kali lah gaya kau!!" ah biar gimana pun akan lebih berasa kasarnya kalau diucapkan oleh native speakernya (penutur ahli) tapi perlu riset Antrolinguistik yang lebih lanjut juga sih (Hhidup Antrolinginguistik!!! Hidup Pak Thomas!![dosen antrolinguistik gw di kampus hihi..]) eh trus ada berbagai caruik2 lainnya (caruik= kata kotor dalam bahasa Minang) dari Medan, Aceh, Makasar dan Jawa. Kalau di Jawa ada cancuk (ga ngerti juga nulisnya gimana tapi kalau kuping gw ga salah denger mestinya tulisannya begini) sangat kasar bagi orang Jawa… jadi inget risetnya Fhya[UNAIR] tentang linguistik

    (duuuh ga tahan niy otak gw baku mumpet dan ga mood banget nulis karena sekarang lautnya lagi, nakal gw jadi mual dan maboooookkkk, bentar lagi gw sambung chuy)

    Minggu 23 Nov

    6.00 wit

    Whhoooaaa pagi yang segar di kapal,,, setelah semaleman begadang bareng anak-anak untunglah laut bersahabat tidak seperti kemaren lagi. Barusan melalui pengeras suara pusat informasi bilang kalao satu jam mendatang kapal akan sandar di pelabuhan Sorong.

    Kalau di waktu di Ambon kemaren kita punya Varis (UNHAS) yang menjadi guide dan petunjuk jalan, di Sorong ada Ria (UNHAS juga) yang sangat kenal daerah ini karena mamanya tinggal disorong. Sukurlah di tiga pelabuhan terakhir kita slalu transit pada siang hari jadi ada lebih banyak waktu untuk keluyuran dan juga lebih banyak tempat yang kami kunjungi (dan lebih banyak restoran dan tempat makan yang buka juga,,, maklumlah dimana2 anak antro gadang lambuang alias suka makan)

    Di Sorong banar2 terasa bahwa kita sudah berada di Papua, provinsi terujung di Republik tercinta karena semua orang berkulit hitam dan berambut keriting (huahahahah jadi inget smsnya Rani waktu di Sorong kemaren) tapi disekitar pelabuhan dan pusat kota Sorong buannyak juga penduduk pendatang yang tinggal dan menetap (rata2 dari Indonesia bagian timur juga sih).

    Hanya sempat berkeliling sekitar pelabuhan kita nemuin semacam tugu (ga terlalu jelas kebaca) tapi kayanya tugu ini ada hubungannya dengan perebutan Irian dari sekutu, poto2 dan berkenalan dengan seorang pemuda lokal yang gw lupa namanya siapa. Uniknya karena dia tau kalau kita dari Sumatra makanya dia PD aja ngasih salam Assalamualaikum dan ternyata dia mang seorang muslim (dan punya nama muslim juga) aneh aja rasanhya ada penduduk lokal yang beragama musllim karena disini kotanya sangat Katolik religuis gitu, ditrotoar jalanan sepanjang palabuhan berjejer hiasan2 salib (jadi inget sesuatu yang kontras di Kota Padang dimana sepanjang jalan tepi pantai selalu dihiasi ayat2 Quran dan Haidst dan juga asma'ul husna hehe) wah sekarang mulai memahami gimana jadi minoritas dinegri orang.

    Belanja makanan di warung2 pinggir jalan skitar pelabuhan eeh kita nemuin warung makan Padang juga (putri minang atau apalah gitu namanya) bener2 luar biasa gw dan anak2 UNAND lainnya sampe diledekin habis2an sama anak2 ("orang Minang doyan makan ato doyan jualan makanan yah??")disetiap pelabuhan yang kita singgahi selalu ada restoran Minang, mulai dari Jakarta, surabaya, Makasar, Ambon, dan terakhir di Sorong juga (wah luar biasa deh) dipinggiran jalan kami makan kue cucur dan kue pinada yang khas Ambon, rata2 pedagang yang aku amati disekitar pelabuhan adalah orang pendatang dari Indonesia Timur seperti ambon, Sulawesi dan sebagainya.

    Kapal bertolak dari Sorong sekitar jam 1 siang WITA menuju pelabuhan berikutnya Biak.

Di KMGunung Dempo III

Di KMGunung Dempo III


Ternyata anak UNHAS lebih friendly daridari tiga orang anak UNAIR (hoho... maap yah)terutama Adi dan Jaya kita seru banget cerita tentang antro di kampus masing-masing, mulai dari yang serius2 kaya pela

jaran, teori2 antro juga booow (huahahaha bisasanya rada susah ngajakin anak2 kampus gw ngobrol tentang teori), trus kita juga ngobrol tentang update terbaru kegiatan IKA wah ternyata mereka jago2 riset, kita UA ketinggalan banget kalo masalah riset (maklumlah divisi IKA tidak memfasilitasi hal ini, bahkan IKA UA kan juga dah lama vakum)

Yaaah ga bisa disembunyiin kalo gw jelous banget sama kualitas mereka,,, tapi baeklah sodara2 my jealously is a better sign to reach opportunities dan untuk lebih baik lagi di Antro ini. Wah rugi banget orang2 yang tidak ikut sarasehan, pokoknya tahun depan harus ikut lagi.

Nothing special… makalah akhirrnya selesai walaupun USU dan UNMAL berencana untuk tampil dengan Power point aku yakin persentation skills aku jauh lebih baik dari mereka yang pake PPT. makanan kapal masih seperti biasa sarapan telor dadar yang ga jelas dan ga ada rasanya, makan siang dan makan malam pake Iiiiikkannn melulu dari hari pertama mana ikannya hambar, kotorannya ndak dibuang siripnya ga dibuang, duh ampun deh. But I need energy to continue this trip…

Jumat siang jam 12 siang WIT sampe di Ambon, Maluku. Duh sumpah puanas banget sampe mendidih kepala waktu turun dari kapal, rame pedagang asongan menjajakan dagangan mereka tanpa mengindahkan terinknya matahari (duuh susah nya minta ampun nyari duit orang2 ini, tapi kenapa pemerintah masih tega2nya korupsi yakkk??) Walauppun siang ga bayak yang dikunjungi di kota ambon,Cuma sempat belanja kebutuha kapal di AMPLAZ (kemungkinan singkatan dari Ambon Plaza) sebenarnya kita punya cukup waktu untuk keliling tapi teman2 ga kooperatif mereka pada maless semua ga mau diajakin jalan.

Padahal kan sayang banget kalau waktu itu kita puter2 kota Ambon sambil wisata kuliner, akhirnya kami malah menumpahkan (lebih tepatnya mengekspresikan) kegilaaaan kami dengan berfoto gila2an (pokoknya kemana lensa kemerenya Bayu [UNAND] mengarah kami semua berlarian untuk dijepret huahahah..), asal jepret sana-sini dan ketawa ngakak ndak jelas (walaupun obrolan kita ga terlalu lucu) maklumlah karena stress dikapal.

Jam 4 sore WIT, kapal berlayar dari Ambon maniseeee menuju pelabuhan berikutnya: Sorong….

My Visitors

mereka yang berkunjung


View My Stats