Selasa, 28 Oktober 2008

Rasume buku Pembagian kerja secara seksual

Rasume buku Pembagian kerja secara seksual

karangan Arif budiman

Mengapa wanita selalu identik dengan pekerjaan yang bersifat domesik dan berkecimpung di ranah privat seperti mengasuh anak, memasak, membersihkan rumah dan semacamnya? Sedangkan pria selalalu diasosiasikan oleh masyarakat sebagai sosok yang harus bekerja diluar rumah di sektor publik, sesuatu yang tabu bila seorang pria atau suami mengerjakan tugas-tugas rumah. Masalah ini lah yang menajadi bahasan Budiman didalam buku yang cukup tipis ini. Buku setebal 68 halaman ini cukup ringkas dan gampang dicerna karena langsung membahas pada inti permasalahan. Beberapa teori tentang mengapa wanita dan pria dibedakan secara seksual dalam hal pekerjaan dan kenapa posisis perbedaan ini tetap dipertahankan sampai sekarang menurut perspektif-perspektif tertantu dibahas didalam buki ini secara ringkas. Ada lima teori yang dipakai budiman dalam menelisik gejala pembagian kerja secara seksual (bab I sampai III) selanjutnya di dua bab terakhir membahas tentang faktor-faktor yang mempertahankan pembagian kerja secara seksual ini dan faktor-faktor kebudayaan dan sosial ekonomi yang merupakan issu-issu yang menjadi concern kaum femisnis pada masa sekarang.

Dua teori pertama dibahas secara bertentangan satu dengan lainnya, teori nature dan nurture. Budiman sengaja tetap mempertahankan istilah asing dalam menyebut kedua nama teori ini agar tidak menimbulkan pengertian yang rancu, teori nature berpendapat bahwa sifat pskologis yang menjadi perpedaan antara pria dan wanita dikarenakan faktor biologis. Secara biologis wanita diciptakan lemah dari laki-laki karena itu menurut teori nature wanita hanya layak bekerja disektor domestik atau rumah tangga, karena ide dari teori ini juga terjadi banyak pengekangan dalam memperoleh pendidikan oleh pada orang tua terhadap anak perempuan mereka. Sebaliknya teori nurture berpendapat bahwa faktor sosiokulturallah yang membentuk paradigma orang dalam pelihat perbedaan satus perempuan dan laki-laki dalam pekerjaan. Mindset atau pemikiran bahwa laki-laki lebih uggul dari prempuan sehingga memiliki kesempatan yang lebih besar dalam berkarir diluar rumah adalah hasil dari produk budaya patriaki yang telah ada sekian lama dimasyarakat. Terbukti pekerjaan-pekerjaan yang melekat pada perempuan bukanlah suatu pekerjaan yang meyenangkan.

Pada buku terbitan PT. Gramedia ini juga dibahas pendapat para fungsionalis,bahwa keserasian yang ada pada masyarakat merupakan sesuatu yang wajar, lalu peranan perempuan di dalam keluarga yang telah berlangsung sampai sekarang merupakan suatu fungsi yang berjalan untuk menopang normalnya kehidupan suatu masyarakat sedangkan kaum marxsis menurut Budiman adalah orang yang selau berusaha mendobrak apa yang disebut keserasian yang didiberi itu oleh para fungsionalis. Bahwa keserasian bukanlah diberi tetapi buatan manusia, siapa yang paling diuntungkan dari keserasian ini? Para laki-lakilah yang mendapat keuntungan. Demikian juga dengan teori-teori psikoanalisa yang berakar dari pemikiran Freud yang sangat memojokkan posisi kaum wanita, sebagian besar bab ini digunakan Budiman untuk membantah mentah-mentah teori ini (psikoanaisa). Seperti yang dikatakan oleh Budiman bahwa Freud lupa bahwa manusia adalah makhluk sosial sehingga tidak bisa menganalisa manusia hanya dari perspektif biologis karena manusia memiliki budaya yang menjadi pembedanya dengan hewan. Maka dalam bertingkah laku faktor budaya dan biologis sama pentingnya.

Buku ini semakin dibuat menarik untuk dibaca karena dilengkapi dengan gambar yang memperlihatkan secara kongkrit potret kehidupan wanita yang memprihatinkan disetiap babnya. Dan pada bagian terkhir terdapat lampiran data statistik yang memuat keadaan perempuan di Indonesia.

Tidak ada komentar:

My Visitors

mereka yang berkunjung


View My Stats