Kamis, 19 Februari 2009

Dirembang petang

Akhirnya selesai juga membaca Twilight 15 menit yang lalu, perlu lima hari bagi ADDers seperti gw untuk menyelesaikan membacanya. Disana sini percakapan tentang novel ini cukup mengusik dan membangkitkan rasa penasaran gw untuk membacanya, tapi bahkan setelah filmnya dirilis masih belum kesampaian niat ini.



Indah temen gw yang selama ini cukup gw remehkan seleranya dalam hal melahap sastra * hihi… maap yah In* bahkan lebih dulu memiliki seri ke tiga novel ini dibandingkan diri gw yang selama ini sudah tergila2 pada novel2 (terjemahan) kontemporer Amerika. Jadi, satu hari setelah hari ulang tahun gw berbekal uang 100 ribu hadiah ultah dari nyokap gw bareng si Adit iseng ke gramed dan ide buat ngambil buku ini tiba2 aja muncul. Mempersalahkan kebuntuan dan ketidak kreatif-an otak gw adalah akibat kurangnya gw baca bacaan fiksi *hehehe gw merasa lebih cerdas dan kreatif setelah baca fiksi selama ini*.



Mhhhmm sejauh ini gw belum ketemu ada penulis lain selain (Stephanie) Mayer yang menggambarkan adegan cinta yang sangat romantis dengan sekuat dan senyata dia melukiskan percintaan mabuk kepayang Edward Cullen dan Isabella Swan disepanjang bab 13. Begitu kuat, begitu nyata dan sangat manusiawi kedua orang ini diikat cinta dan bermain cinta. Tanpa berkesan melebih-lebihkan tanpa kesan mebosankan hampir dua bab dia menggambarkannya. bagaimana dia bercerita ga bikin gw mau muntah seperti waktu baca novel2 murahan yang terlalu lebay dalam melukiskan adegan percintaan yang romantis.

Rasanya gw ikut merasakan betapa kuatnya cinta "aneh" seorang vampir seperti Edward dan manusia seperti Bella. Mungkin lw berpendapat gw orang aneh yang terlalu berlebihan hanya mengomentari bagian ini saja, tapi itulah yang gw suka dan tidak gw temukan pada karya penulis lainnya. Bagaimana Meyer melukiskan dan menggambarkan sosok fisik seorang manusia yang luar biasa indah dan enak dipandang mata juga membuat diri gw kagum dengan penulis ini, tidak hanya fisik. Emosi, kepribadian dan watak dari para tokoh juga digambarkan secara sempruna, gw serasa menonton film dan melihat (menonton) dengan jelas karakter sang tokoh.


Ga berlebihan lhoo gw memuji Meyer.



Gw baru tau arti kata twilight di akhir bab 11. Rembang petang. Aram temaram, senja kala atau kata lain apabila kita menerjemahkannya dalam bahasa Indonesia entah kenapa gw merasa sedih ketika mencerna kata ini *mungkin karena merasa terbawa suasana novel ini kali yak??*.

Saat senja adalah saat peralihan siang menjadi malam yang entah kenapa merupakan fase atau waktu2 yang tidak gw suka, fase transisi yang tidak jelas kita manusia seolah terjebak diantara keduanya, merasa labil. Hari yang akan berakhir membuat sedih tetapi setelah malam datang akan ada waktu lain yang akan membawa sesuatu yang baru (dan mungkin lebih baik).


Seperti kata Edward,

"Akhir yang lain. Tak peduli betapa sempurna sebuah hari, toh akan berakhir juga"

Tidak ada komentar:

My Visitors

mereka yang berkunjung


View My Stats