Selasa, 06 Mei 2008

DEBAT SUBSTANTIVIS DAN FORMALIS DALAM PERKEMBANGAN AWAL ANTROPOLOGI EKONOMI

DEBAT SUBSTANTIVIS DAN FORMALIS DALAM PERKEMBANGAN AWAL ANTROPOLOGI EKONOMI

  1. kontroversi antara disiplin ilmu dengan ilmu sosial
  2. debat formalis dan substantivis
  3. perkembangan antropologi ekonomi setelah era debat

Buku-buku text kulaih sekarang cenderung memberi kesan kalau antropologi adala ilmu yang cenderung stag dan tidak berkembang, padahalantropologi adalah ilmu yang selalu berkembang dan selalu berubah semua ilmu, terutama ilmu sosial adalah bersifat polotikan dan merupakan alat rekonstruksi sosial dan juga merupakan sebuah media bagi kita untuk menggali lebih dalam cakrawala kehidupan diatas dunia.

Polanyi membedakan ekonomi menjadi formal dan subsansial, formal dalam arti ini formal berarti ekonomi seperti yang diterangkan oleh ilmu ekonomi dan dikenal sebagai proses maksimalisasi dan berorientasi kepada profit. Sedangkan substansial berarti upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup ditengah lingkungan alam dan lingkungan sosialnya. Dalam arti substantif setiap masyarakat modern, tradisional, atau primitif pasti memiliki ekonomi. Polanyi sendiri adalah salah satu tokoh substantif ang berpendapat bahwa, ekonomi substantif lah yang berlaku universal hal ini didukung oleh pemikiran bahwa didalam masyarakat manapun sistem ekonomi atau kegiatan perekonomian akan berkembang sesuai dengan nilai-nilai budaya setempat. Ditambahkan juga oleh Dalton yang juga beraliran sama dengan Polanyi bahwa teori ekonomi modern tidak dapat dipakai untuk mempelajari masyarakat primitif atau tradisional karena, metode teori ekonomi berkembang dan dimentuk oleh ciri utama inggris diabad ke 19 yaitu industrialisasi pasar dan organisasi pasar. Ciri lain dari mekanisme pasar yaitu adanya sifat ketergantungan : semua kehidupan materi diambil dari menjual sesuatu dengan mekanisme pasar.

Menurut saya perbedaan ini akan sangat berdampak pada perkembangan antropologi ekonomi kedepan karena perkembangan ilmu ini kedepan akan berpijak pada kedua pendapat ini.

Setelah masa perdebatan yang mereda dengan sendirinya (sekitar pertengahan tahun 70 an) perkembangan antropologi ekonomi sebagai satu disiplin yang mulai mantap bertambah komlpleks. Khasanah keilmuan antropologi ekonomi bertambah dengan adanya dua aliran baru, yang pertama adalah Ekonomi baru yang mendapat pengaruh dari gagasan-gagasan Marx dan yang kedua adalah Ekonomi personalisme. Dengan begitu debat substantivis dan formalis tidak menjadi sia-sia karena kedua pemikiran ini masih dapat diliahat sebagai sesuatu yang saling melengkapi (walaupun sudah mengalami perombakan) dalanm aliran Ekonomi baru dan Ekonomi personalisme.

Untuk melihat lebih jelasnya bagaimana pemikiran Formalis dan Substantivis masih tampak dan saling mempengaruhi pada masa era setelah debat dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Paradigma

Pendukung Teori Ekonomi Pasar

Penolak Teori Ekonomi Pasar

Antropologi Ekonomi klasik

Formalisme

Substantivisme

Antropologi Ekonomi baru

Kultural Matrelial

Struktural Marxsis neo-Marxis

Ekonomi Personalisme

Ekonomi Politik

Eokomi Moral

Ekonomi personal

Pos-Modernisme

Pengadopsian gagasan Marx[1] sebagai suatu pendekatan dalam Ekonomi baru terpecah menjadi tiga golongan yaitu Kultural matralial, Struktural Marxsis, dan Neo-Marxsis. Gagasan Marx yang dipakai dalan Antropologi Ekonomi baru[2] karena adanya kesamaan yaitu keduanya mempelajari sistem ekonomi masyarakat.

Dari pemikir antropologi ekonomi baru kelompok struktural marxsis dan neo marxis (dua2nya Marxsis kan ...)jalur pemikirannya sejalan dengan Substantivis, karena ada kesamaan gagasan antara substantivis dengan Marxisme, bahwa sistem ekonomi adalah gejala yang melkat pada institusi sosial dan teori-teori ilmu ekonomi tidak dapat diterapkan secara universal. Bagi kaum Marxis pemikiran teori-teori ekonomi modern dibangun atas realita dan logika masyarakat kapitalis dan sementara itu tidak semua masyaraka didunia ini adalah kapitalis. Dalam Pengantar Antropologi Ekonomi Marxsisme Antropologi Ekonomi baru ini dianggap sebagai Substativisme ”baru” dan yang membedakannya dari substantivisme murni (yang cenderung mempelajari proses distribusi) adalah mereka lebih tertarik pada proses produksi yang mereka yakini sebagai pondasi dari sistem sosial.

Kultural matreaalisme yang dikemukakan oleh Harris lebih menempatkandirinya dikubu Formalis berpendapat bahwa kaum substantivis tidak salah menyatakan ketidak universalan Teori Ekonomi Modern, tapi mereka juga mengingkari keuniversalan Teori Logika Ekonomisasi yaitu bahwa manusia dimanapundiatas dunia selalu bergerak atas pemikiran untukng dan rugi. Jadi pendapat kultural matralisme disini ada benarnya juga, mana ada manusia (bahkan yang paling primitif sekalipun) yang tidak mendasarkan aktivitas ekonominya pada untung dan rugi.

Kemudian diluar ekonomi baru muncul paradigma Ekonomi Personalissi yang tidak menggunakan gagasan Marx sebagai analisa, mempelajari kondisi keadaan masyaarakat Peasant atau pedesaan yang miskin dan menderita. Dalam sudut pandang paadigma Ekonomi personalisasi sistem sosial ditampilkan sebagai sistem yang dioperasikan oleh manusia. Pemikiran Ekonomi personalisme yang dikemukakan oleh Popkin melihat bahwa kehidipan petani pedesaan atau Peasant digambarkan sebagai masyarakat yang harmoni kehidupannya stabil dan desa dilihat sebagai institusi sosial yang berkepentingan untuk menjaga kepentingan hidup warganya. Pemberontakan yang dilakukan oleh kaum peasant dilihat sebagai akibat dari terancamnya harmoni kehidupan mereka oleh ekonomi kapitalistik dari kota. Tapi buku ini kemudian mendapat kritikan dari Scott yang berpendapat bahwa kehidupan dipedesaan bukanlah sesuatu yang harmonis, dan bentuk hubungan haaromoonis yang dikemukakan oleh Popkin menurut Scott adalah hubungan Patron Klien yang berisifat Eksploitatif. Apabila terjadi pemberontakan itu disebabkan oleh karena mereka ingin mendapat tempat di Ekonomi baru dan kembali kalau hal ini juga berarti pendukungan terhadap pendapat Harris( tentang manusia yang harusnya selalu mempartimbangkan untung dan rugi dalam kehidupan mereka)


REFERENSI

  1. Economics and cultures, Richard R. Wilk
  2. Pengantar antropologi ekonomi, Syafri Syairn et.all
  3. Hand Out mata kuliah Antropologi Ekonomi, DR. Nursyirwan Effendi


[1] Yang berawal di Prancis dan kemudian melebar ke Eropa, AS, dan Amerika Latin.

[2] Umumnya adalah doktrin determinasi infra struktur, konsep mode produksi dan konsep eksploitasi

Tidak ada komentar:

My Visitors

mereka yang berkunjung


View My Stats